Proyeksi Bank Dunia Terkait Ekonomi Indonesia

Indonesia harus menggenjot dua sektor untuk mengimbangi pelemahan ekonomi nasional. Apa saja?

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 18 Mar 2014, 12:43 WIB
Pada triwulan ketiga tahun ini, Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi mampu menembus 6,6 persen. (Antara).

Liputan6.com, Jakarta Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berjalan lebih lambat dari proyeksi pemerintah. Ekonomi nasional tahun ini diperkirakan hanya akan tumbuh 5,3%, lebih rendah dari proyeksi Bank Indonesia (BI) di level 5,7% dengan rentang 5,5%-5,9%.

Meski ekonomi melambat, kondisi neraca transaksi berjalan Indonesia diperkirakan akan sedikit membaik. Bank Dunia memperkirakan defisit tersebut akan berada di level 2,9% dari Produk Domestik Bruto (PDB), lebih rendah dari tahun sebelumnya di level 3,3%.

"Pertumbuhan investasi diperkirakan akan tetap lemah karena tingginya biaya pinjaman, rendahnya harga komoditas dan meningkatnya harga barang modal impor dibandingkan tahun sebelumnya," ungkap Jim Brumby, Lead Economist World Bank di Hotel Intercontinental Mid Plaza, Jakarta, Selasa (18/3/2014).

Untuk mengimbangi penurunan investasi tersebut, Bank Dunia mengusulkan Indonesia melakukan upaya penyeimbangan dengan lewat konsumsi swasta dan peningkatan ekspor Indonesia.

"Konsumsi swasta diperkirakan akan menjadi pendorong yang bersifat sementara menjelang Pemilu bulan April dan Juli," tegasnya.

Sedangkan untuk ekspor, peningkatan akan terjadi secara bertahap seiring dengan permintaan luar negeri yang berkontribusi terhadap sedikit banyak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2015 sebesar 5,6%.

Hingga akhir tahun, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) bulanan akan turun sedikit di bawah sasaran Bank Indonesia yang sebesar 4,5% plus minus 1% dan terus bertahan di tahun 2015.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya