Liputan6.com, Jakarta - Pemprov DKI masih mengkaji perencanaan bisnis dan desain tata ruang monorel yang akan dibangun PT Jakarta Monorail (JM). Sebab, belakangan ini PT JM menambahkan pembangunan properti di stasiun monorel. Bila ternyata tidak sesuai kajian tata ruang di Jakarta, pembangunan monorel akan ditolak.
"Kalau nggak sesuai dengan tata ruang, kita pasti tolak. Kita tidak pindah ke Metro Kapsul, belum tentu perlu juga (Metro Kapsul). Makanya, kita harus pelajari kedua-duanya," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Balaikota DKI Jakarta, Selasa (18/3/2014).
Pria yang akrab disapa Ahok itu mengaku akan mengkaji Mass Rapid Transit (MRT) atau monorel yang lebih menguntungkan dan cocok dibangun di Jakarta. Jika berdasarkan pola transportasi makro yang telah didesain, Jakarta harus memiliki jalur kereta rel listrik sebanyak 2 loopline lagi dan MRT.
Dengan 2 moda transportasi massal tersebut, lanjut Ahok, Bus Rapid Transit (BRT) atau Transjakarta dapat terintegrasi dengan baik. Namun, sekarang ini masih dikaji perlu atau tidaknya Jakarta membangun monorel.
Dalam waktu sepekan, Pemprov DKI akan mempelajari kondisi PT JM dan kajian tata ruang desain monorel. "Tunggu seminggu lagi. Kita pelajari lagi ide tentang subisidi dari properti. PT JM kan yang mengajukan. Dia yakin bisa tutupi."
"Karena dia menguasai 200 ribu meter properti. Nah itu yang kita mesti pelajari lagi. Karena asumsinya bukan angkutan penumpang lagi," pungkas Ahok. (Yus Ariyanto)
Baca juga:
Advertisement