Seandainya Malaysia Airlines MH370 Tak Pernah Ditemukan...

Pencarian besar-besaran dilakukan oleh 26 negara, namun MH370 belum ditemukan. Bagaimana jika pesawat itu tak pernah ditemukan?

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 19 Mar 2014, 12:09 WIB
Boeing 777 diduga kuat diambil alih oleh seseorang dengan pengetahuan yang mendalam tentang kokpit. Pertanyaannya, di mana pesawat itu?

Liputan6.com, Wellington Malaysia Airlines MH370 pasti ada di suatu tempat di muka bumi. Entah di mana. Lebih dari 11 hari setelah dinyatakan hilang pada Sabtu 8 Maret 2014, pencarian besar-besaran dilakukan oleh 26 negara -- di darat, laut, udara, bahkan mengerahkan satelit di luar angkasa. Namun, belum ada sinyal keberadaan Boeing 777-200ER itu.

Lantas, terbersitlah pertanyaan ini: bagaimana jika pesawat itu tak pernah ditemukan?

Jika itu yang terjadi, pastilah keluarga korban akan tersiksa. Industri penerbangan pun bakal mumet berat, berjuang untuk belajar dari insiden yang tak diketahui ujungnya.

Meski jarang terjadi, sejarah mencatat kejadian lenyapnya pesawat tanpa jejak pernah terjadi sebelumnya. Dari Amelia Earhart yang lenyap dalam penerbangan di atas Samudera Pasifik, di dekat Pulau Howland pada 2 Juli 1937 hingga puluhan pesawat dan kapal yang hilang di sebuah wilayah yang tenar dengan istilah 'Segitiga Bermuda'.

"Ketika sesuatu seperti itu menimpa dan mengacaukan hidup kita,  kita akan sensitif dan takut dengan hal itu," kata Ric Gillespie, mantan penyelidik kecelakaan pesawat yang pernah menulis buku tentang lenyapnya Amelia Earhart, seperti Liputan6.com kutip dari NDTV, Rabu (19/3/2014).

"Sebuah pesawat yang sangat besar bisa lenyap. Dan tak seorang pun ingin mendengarnya."

Masalahnya, kata Andrew Thomas, pemimpin redaksi Journal of Transportation Security, sistem pesawat terbang sejatinya tak secanggih yang orang kira. Salah satunya, bandara dan pesawat terbang di seluruh dunia menggunakan teknologi kuno pelacakan radar, yang pertama kali dikembangkan pada tahun 1950-an, ketimbang sistem GPS modern.

Sistem GPS mungkin tak akan memecahkan misteri MH370, yang raib saat terbang dari Kuala Lumpur menuju Beijing. Namun, setidaknya memberi petunjuk lebih baik pada tim pencari terkait lokasi terakhir pesawat. Lantas mengapa GPS tak digunakan?

"Ada banyak alasan mengapa perubahan tak dilakukan dengan cepat. Yang utama adalah dana," kata Andrew Thomas. "Teknologi generasi berikutnya akan menghabiskan dana US$70 miliar-80 miliar."

Para ahli mengatakan, hilangnya MH370 akan memberikan tekanan pada industri penerbangan dan pemerintah untuk memperbaiki cara mereka memonitor pesawat, termasuk prosedur penyerahan kontrol antar negara. MH370 lenyap tanpa pernah melakukan kontak dengan pengendali udara Vietnam -- yang seharusnya dilakukan.

Dan jika pesawat hilang, soal kewajiban dan hak penumpang akan membuat pengadilan sulit membuat keputusan. Tanpa puing pesawat, akan sulit menentukan apakah pihak maskapai, pembuat pesawat, dan pihak lain yang harus bertanggung jawab.

"Sistem hukum penerbangan internasional tidak mengantisipasi perkara hilangnya sebuah pesawat tanpa jejak," kata Brian Havel, dosen hukum International Aviation Law Institute at DePaul University di Chicago. "Kita tak punya instrumen hukum itu."

Keluarga Paling Menderita

Foto dok. Liputan6.com


Keluarga korban pastinya akan menjadi pihak yang menanggung konsekuensi paling menyakitkan jika pencarian gagal dilakukan.

"Dalam setiap kematian, hal yang paling penting untuk keluarga dan kerabat korban adalah mengetahui hal ihwal kepergian orang yang mereka sayangi," kata Kevin Tso, direktur eksekutif lembaga pendampingan korban di Selandia Baru, Victim Support. "Ketika informasi yang ada sangat sedikit, makin sulit bagi keluarga."

Tso menambahkan, beredarnya spekulasi liar terkait nasib pesawat di media massa maupun sosial media, sama sekali tak membantu keluarga korban -- yang mungkin mendapat harapan palsu bahwa orang yang mereka kasihi masih hidup.

Sejarah mencatat, hampir 50 tahun lalu, pesawat militer Argentina yang membawa 69 orang hilang pada 1965. Yang tak pernah ditemukan.

Amelia Earhart, pilot wanita pertama yang menyeberangi Samudera Atlantik, menghilang di atas Pasifik bersama Fred Noonan dalam upaya keliling dunia. Tujuh dekade berlalu, orang masih bertanya-tanya. Spekulasi berseliweran, dari dugaan pesawat yang kehabisan bahan bakar dan jatuh hingga Amelia Earhart diduga diam-diam kembali ke AS untuk hidup dengan berganti identitas.

Ada lagi soal Segitiga Bermuda, di mana beberapa kapal dan pesawat menghilang, termasuk satu skuadron pesawat pembom torpedo pada 1945. Meski, sejumlah penelitian menunjukkan, wilayah imajiner itu tidak lebih berbahaya daripada lautan lain. [Baca juga: Pernyataan Resmi AS: `Segitiga Bermuda` Mitos Belaka]

Kini, lebih dari dua lusin negara terlibat dalam upaya untuk menemukan MH370 dan mengakhiri ketidakpastian.

Gillespie dan ahli lainnya mengatakan, mereka mengharapkan pesawat akhirnya akan ditemukan. Meski mungkin butuh waktu hingga reruntuhan menyembul dari daratan atau dari dalamnya laut. (Yus Ariyanto)

Foto dok. Liputan6.com

Baca juga:

Dari Simulator Pilot MH370, Ada 5 Kemungkinan Tempat Mendarat

`Bunuh Diri` Pilot SilkAir MI185 di Sungai Musi Palembang 1997

5 Dugaan `Masuk Akal` Misteri Hilangnya Malaysia Airlines MH370

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya