Liputan6.com, Jakarta Perusahaan pemeringkat efek, PT ICRA Indonesia, memperkirakan total pinjaman bank tahun ini akan tumbuh di kisaran 17-19%, lebih tinggi dari target yang ditetapkan Bank Indonesia (BI) sebesar 15-17%.
AVP Analyst PT ICRA Indonesia, Kreshna D Armand mengungkapkan, tingginya pertumbuhan kredit tersebut terutama dipicu adanya beberapa sektor bisnis yang membutuhkan pinjaman secara berkelanjutan dari industri keuangan.
"Membutuhkan pinjaman dari bank untuk terus jalan," kata Kreshna, di Jakarta, Rabu (19/3/2014).
ICRA Indonesia mengakui adanya ketidakpastian pasar domestik dan global serta tingkat suku bunga tingga memang akan memperlambat rencana belanja modal perusahaan. Namun sejauh ini, ICRA belum melihat adanya masalah yang timbul dari efek penerapan aturan perbankan.
Melongok pertumbuhan kredit setahun yang lalu hingga 21,6%, Kreshna menilai pencapaian ini masih dalam proyeksi ICRA Indonesia yang memproyeksikan kenaikan 20%-22%. Meski masih tumbuh, pengucuran kredit di Indonesia sebetulnya berada dalam tren menurun.
"Itu semua akibat efek suku bunga tinggi yang terjadi sejak pertengahan 2013," jelasnya.
Advertisement