Liputan6.com, Jakarta Kesempatan besar dalam meraih cita-cita menjadi orang terkenal memang sangat terbuka saat ini. Tapi terkadang, anak cenderung terkesan terlihat lebih dewasa dari usianya.
Akibatnya, anak jadi senang menggunakan makeup dan bahkan bertingkah atau berbicara layaknya orang dewasa. Jika ini sudah terjadi, lantas apa yang mestinya dilakukan orangtua?
Advertisement
Menurut Psikolog Anak dan Keluarga, Anna Srti Ariani, S.Psi., M.Si, pertama-tama yang perlu dicermati orangtua adalah membuat anak berpikir tentang efek dari apa yang telah ia lakukan.
"Misalnya, dia suka makeup. Orangtua harus memberitahu apa efeknya bagi kulit. Makanya orangtua perlu pendekatan diri dan memberikan bukti bahwa anak tetap cantik walaupun tanpa makeup," ujar wanita yang kerap disapa Nina ini saat diwawancarai health-Liputan6.com, ditulis Kamis (20/3/2014).
Nina melanjutkan, orangtua perlu juga menjelaskan tentang inner beauty atau kecantikan dari dalam dirinya. Misalnya dia pintar bicara, pandai memilih barang atau pandai menentukan sesuatu yang bagus.
"Beritahu kalau dia punya kemampuan lebih disitu. Itu akan menjadi bukti kalau anak punya kemampuan lain dalam membangun percaya dirinya," jelas Nina.
Ketika sudah terbangun percaya dirinya, Nina mengatakan, orangtua perlu memberitahunya kalau tanpa makeup pun anaknya paling cantik. Tunjukkan juga padanya saat ia sedang tidak menggunakan makeup. Misalnya, memuji dia saat baru selesai mandi dengan bilang matanya bagus atau bibirnya indah tanpa makeup.
Namun jika ia bersikeras menganggap bahwa orang terkenal harus cantik dengan makeup, Nina menerangkan, orangtua bisa memperkenalkan anak dengan profesi lain yang bisa menghasilkan banyak uang tapi juga yang pintar.
"Politikus misalnya, banyak muncul di televisi dan omongannya berisi. Bilang pada anak, kalau omongannya tidak berisi, ia akan dicela. Jadi cantik bukan berarti menggunakan makeup. perlihatkan juga padanya wanita cantik tanpa makeup yang berkelas," kata Nina.
Nina menambahkan, perkembangan usia anak dari SD hingga SMP adalah masa-masa labil. Menjelaskan suatu hal pun butuh waktu panjang sehingga orangtua perlu kesabaran. "Yang jelas orangtua harus terus menggali sisi positif anak terus menerus dan tidak boleh menyerah," tambahnya.