Liputan6.com, Jakarta Memulai awal 2014, kondisi perekonomian nasional disuguhi posisi utang Indonesia yang justru meningkat. Data statistik Bank Indonesia (BI) terbaru melaporkan posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia pada Januari mencapai US$ 269,3 miliar.
Utang Indonesia pada awal tahun tersebut tercatat tumbuh 7,1% year on year (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan Desember 2013 sebesar 4,6%.
Peningkatan pertumbuhan tersebut terutama dipengaruhi oleh kenaikan posisi ULN sektor swasta sebesar 12,2% menjadi US$ 141,4 miliar.
"BI memandang perkembangan ULN tersebut masih cukup sehat dalam menopang ketahanan sektor eksternal tercermin pada posisi ULN Januari 2014 yang cukup terkendali di level 30,8% dari PDB," ungkap laporan BI seperti dikutip Jumat (21/3/2014).
BI melaporkan, posisi ULN sektor publik tumbuh sebesar 1,9% menjadi US$ 127,9 miliar. Pertumbuhan ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya. Kontribusi utang sektor publik tercatat hanya tumbuh 0,6%, sementara ULN sektor publik meningkat 1,6%.
Berdasarkan jangka waktu, kenaikan pertumbuhan ULN terutama terjadi pada utang bertenor jangka panjang. ULN berjangka panjang pada Januari 2014 tumbuh 7,1%, lebih tinggi dari pertumbuhan Desember 2013 sebesar 4,1%.
Sementara itu, ULN berjangka pendek tumbuh 7,0%, sedikit lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 7,1% yoy. Pada Januari 2014, ULN berjangka panjang tercatat sebesar US$ 222,8 miliar, atau mencapai 82,7% dari total ULN.
Bank sentral menjelaskan, peningkatan pertumbuhan ULN Januari 2014 antara lain tidak terlepas dari kebutuhan kebutuhan pembiayaan ekonomi, termasuk melalui utang luar negeri.
Ke depan, BI berjanji akan terus memantau perkembangan ULN Indonesia, terutama ULN jangka pendek swasta, sehingga tetap optimal mendukung perekonomian Indonesia.
Berapa Besar Utang Indonesia Saat Ini?
BI memandang perkembangan ULN tersebut masih cukup sehat dalam menopang ketahanan sektor eksternal.
diperbarui 21 Mar 2014, 12:04 WIBSeorang petugas menata uang di cash center BNI, Jakarta, Jumat (7/5). Setelah pengunduran diri Sri Mulyani, nilai tukar Rupiah untuk pertama kalinya menembus lagi level 9.200 per dolar AS.(Antara)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Harga Selangit, Fans Kompak Tak Beli Tiket Fan Meetup Lisa BLACKPINK di Jakarta
Musik Mozart Buat Bayi Lebih Pintar Ternyata Mitos, Ini Penjelasannya
Naudzubillah! Ini 4 Permohonan Penduduk Neraka yang Tidak Akan Dikabulkan Allah
Kementan dan BUMN Siap Kolaborasi untuk Capai Swasembada Pangan
Arsenal vs Shakhtar Donetsk: Kesempatan Emas Gabriel Jesus Bangkit
6 Pemain Terbaik Manchester United Era Premier League: Bukan Cristiano Ronaldo, Sosok Ini Klaim Cap Terhebat
Program 100 Hari Prabowo dan Kabinet Merah Putih, Apa Prioritas Pentingnya?
Motif Batik Gajah Oling Resmi Jadi Kekayaan Intelektual Banyuwangi
Wamendagri Bima Arya Tekankan Pentingnya Daerah Aktifkan Desk Pilkada untuk Antisipasi Potensi Konflik
Hari Santri 2024, Puluhan Ribu Siswa SD-SMP di Kota Tangerang Diwisuda Akbar Tahfidz
Intip Fasilitas Mewah Pesantren VIP Dengan Biaya Rendah
Manchester City Siap Lakukan Segalanya Demi Dapatkan Bintang Bayer Leverkusen