Liputan6.com, Jakarta Hidup sebagai survivor kanker ovarium, membuat penyiar sekaligus presenter Shahnaz Haque (41) tidak boleh sembarangan dalam memilih asupan makanan yang dikonsumsinya bersama suami dan ketiga anaknya.
"Karena survivor, maka pola hidup sehat terutama makanan adalah penting. Jadi, makanan itu harus dimasak lalu dimakan. Enggak ada tuh yang namanya bolak-balik dipanasin. Rendang sih, sudah bye-bye. Ikan asin dan bakar-bakaran, sudah enggak juga. Kalau pun iya, sesekali," kata Shahnaz bercerita kepada Health Liputan6.com di Jakarta, seperti ditulis Minggu (23/3/2014).
Advertisement
Pada tahun 1998, Shahnaz didiagnosis dengan kanker ovarium. Tanpa pikir panjang, pada tahun 1999, adik kandung Marissa dan Soraya Haque ini memutuskan untuk menjalani operasi. "Pada 2001, ketemu Gilang, dengan kondisi satu ovarium," kata dia menambahkan.
Ternyata, Shahnaz besar di lingkungan yang gen CA-nya sangat kuat. Ibu dan nenek Shahnaz adalah seorang penderita kanker, yang akhirnya meninggal dunia. Pun dari keluarga besar Gilang Ramadhan, ada yang meninggal karena kanker prostat dan kanker payudara.
Maka itu, ketika tahu didiagnosa kanker ovarium, Shahnaz memutuskan menjalani operasi.
Saat menerima pinangan Gilang Ramadhan, hal yang ditakuti Shahnaz bukanlah tidak dapat memiliki momongan, melainkan bila nanti dirinya meninggal dunia.
"Deg-degan pasti ada. Karena ibu, nenek dan orang di sekitarku tidak survive," kata dia.
"Stadium awal itu menolong sekali. Sekali kena, seumur hidup akan ada bakat," kata Shahnaz menambahkan.
Saat ini yang dilakukan Shahnaz adalah membuat kanker ovarium yang dialaminya 'tidur'. Agar tidak hidup kembali, pola makan dan pola hiduplah yang harus diperhatikan dengan benar.