Liputan6.com, Jakarta - Pengamat Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Gun Gun Heriyanto mengatakan Partai Golkar dalam tahun politik ini akan banyak melakukan peran orang ketiga.
Bahkan, baik Partai Demokrat dan PDIP memiliki ketergantungan terhadap partai tersebut. Sehingga ia menilai Golkar dapat menjadi alat negosiasi.
"Golkar menjadikan kekuatan yang signifikan sebagai alat negosiasi. Dibanding betul-betul mengusung capresnya sendiri," kata Gun Gun di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (23/3/2014).
Golkar, menurut Gun Gun, memiliki banyak kader dalam fraksi di lembaga legislatif. Selain itu, Golkar sebagai salah satu partai tertua di Indonesia telah memiliki banyak pengalaman politik. Terlebih pada zaman Orde Baru.
"Golkar kan banyak fraksi. Golkar tentunya melihat sebagai kelompok yang mempunyai pengalaman politik sejak orde baru," tambah Gun Gun.
Dalam kampanye, sejumlah elite Partai Golkar memang kerap mengenang kejayaan masa orde baru. Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) DPP Partai Golkar Indra J Piliang mengungkapkan alasan tersendiri mengapa partainya melakukan hal tersebut.
"Kenapa kami bicarakan masa orde baru (Orba), karena selama setahun lebih kita bicarakan Indonesia masa depan, tapi masyarakat tidak tertarik apa yang akan dilakukan Golkar," kata Indra di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Depok, Jumat 21 Maret 2014.
Advertisement
Indra berujar, dengan kembali mengkampanyekan masa-masa kejayaan orba, diharapkan masyarakat bisa berimajinasi. Jika masyarakat sudah mulai berimajinasi kembali mengingat Golkar saat pemerintahan orba, nantinya bisa lebih mudah menerima gagasan visi-misi Golkar menyongsong Indonesia di masa depan.
Baca juga:
Gagal Raih Presiden, Golkar Siap Stok Cawapres
JK Jadi Cawapres Jokowi? Akbar Tandjung: Golkar Tak Masalah
Pengamat: Gerindra, Demokrat, dan Golkar Bakal Jadi Oposisi