Liputan6.com, Jakarta - Jokowi menerima konsorsium perusahaan yang berencana membangun metro kapsul di Jakarta. Dalam pertemuan di balaikota DKI Jakarta itu, konsorsium perusahaan itu mempresentasikan moda transportasi yang berbiaya lebih murah daripada monorel dan MRT.
"Tadi kami memenuhi undangan Pak Gubernur dan Pak Wagub untuk mempresentasikan ide pembangunan metro kapsul ini. Kami ingin bagaimana kita mencari moda transportasi umum yang andal, aman tapi murah. Itu konsepnya dan kami telah coba tawarkan kepada Pak Gubernur," ujar Komisaris PT Perkakas Rekadaya Nusantara yang menjadi anggota konsorsium, Djoni Rosadi, di Balaikota DKI, Senin (24/5/2014).
Djoni yang merupakan alumnus Institut Teknologi Bandung (ITB) ini menjelaskan metro kapsul yang dia tawarkan bukanlah teknologi baru. Menurutnya, moda transportasi tersebut telah ada sejak 30 tahun lalu, namun diperbarui sehingga menjadi lebih modern dan berbiaya rendah.
"Kita tidak menggunakan teknologi yang terlalu canggih untuk membangun metro kapsul ini. Ini teknologi 30 tahun lalu, tetapi bagaimana teknologi ini dilakukan kembali sekarang," tambah dia.
Berbeda dengan MRT dan monerel, metro kapsul menggunakan jalur lebih kecil dan memungkinkan untuk dibangun di atas trotoar atau pedestarian di tengah atau sisi kanan dan kiri jalan.
Karena itu tidak perlu melakukan pembebasan lahan dan memakan banyak lahan dalam pembangunan metro kapsul karena jalur yang akan dibangun merupakan jalur layang.
"Nanti jalurnya di atas dan untuk tiang-tiangnya relatif kecil, harganya murah, dan kemudian diangkat ke atas, elevated (layang). Yang membuat murah adalah rancangannya daripada track-nya, jalannya, karena ini kecil, dimensinya kecil sehingga jalannya jauh lebih murah. Itu yang membuat harga investasinya murah," kata Djoni.
Untuk besaran nilai investasinya, Djoni memprediksi akan berada pada kisaran Rp 114 miliar per kilometer. Adapun pembangunan Metro Kapsul ini, kata Djoni, dibangun seluruhnya oleh perusahaan swasta lokal yang kebanyakan merupakan alumnus ITB.
Angkutan inipun diklaim dapat melaju dengan kecepatan maksimal 70 kilometer per jam dan akan menggunakan sistem sinyal, tanpa perlu menggunakan tenaga supir yang mengendalikannya. Ditargetkan, pembangunannya sendiri memakan waktu lebih singkat dibanding monorel dan MRT.
"Ini betul-betul produk Indonesia. Selain di Jakarta, kami sudah presentasi di Bandung dan Surabaya. Kalau jadi, kami menargetkan bisa menyelesaikan pembangunan selama tiga tahun," ucap Djoni.
Sebagai gambaran awal, Djoni mengungkapkan, metro kapsul ini berbeda dengan monorel yang akan membawa penumpang dengan rangkaian gerbong seperti kereta. Metro kapsul tidak jauh berbeda dengan angkutan bus sedang Metro Mini atau Kopaja dengan daya angkut 50 sampai 80 orang penumpang per gerbong.
"Konsep dan ide dari Metro Kapsul ini yakni bus Metromini yang diangkat ke atas. Jadi, nanti jalurnya elevated (layang) . Armadanya mirip seperti bus. Yang ukuran 9 meter mampu angkut 50 orang yang 12 meter mampu angkut 80 orang," kata dia.
Untuk lebih jelasnya, Djoni akan membawa replika metro kapsul yang telah mereka buat. Replikan tersebut rencananya akan didatangkan bulan depan untuk diperlihatkan kepada Jokowi-Ahok.
"Itu konsepnya dan kami telah cobakan. Alhamdulillah modelnya sudah ada di pabrik kami di Subang, Jawa Barat. Nanti bulan depan akan dibawa ke Jakarta diuji kelayakannya. Dan mudah-mudahan bisa dipakai di kota-kota di Indonesia," ujar Djoni. (Yus Ariyanto)
Metro Kapsul Ditawarkan untuk Jakarta, Diklaim Lebih Murah
Jokowi mengundang konsorsium perusahaan yang berencana membangun metro kapsul di Jakarta.
diperbarui 24 Mar 2014, 15:33 WIBGubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi saat mengumumkan rencana kelanjutan proyek monorel.
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
PLN Beri Diskon Tarif Listrik 50 Persen pada 2025, Cek Rinciannya
Filipina Gagal Kalahkan Vietnam di Piala AFF 2024, Timnas Indonesia Wajib Menang di Laga Terakhir Grup B
Hentikan Kejahatan Kemanusiaan, Pimpinan MPR Serukan OKI Bersatu Cari Solusi Damai di Palestina
Sudah Tiba di Solo, Timnas Indonesia Langsung Jalani Sesi Latihan untuk Persiapan Lawan Filipina di Piala AFF 2024
Cara Menyimpan Paprika Potong Agar Tahan Lama Tanpa Kehilangan Rasa
Ciri-ciri Komputer Kena Hack Virus Ransomware, Pernah Bobol Pusat Data Nasional
Exco PSSI Jawab Seputar Naturalisasi Pemain Keturunan Indonesia, Ada yang Masih dalam Proses Namun Ada yang Belum Terdaftar
Daftar UMK DIY 2025, Ada Kabupaten Sleman hingga Gunungkidul
Tips Makeup Natal dan Tahun Baru ala Tasya Farasya, Tampil Kece Saat Liburan Akhir Tahun
Tatkala Rasulullah Tunggu Malaikat Jibril tapi Tak Datang, Sejarah 'Insya Allah' Disyariatkan
Tanggal Samsung Galaxy Unpacked 2025 Terungkap, bakal Umumkan 4 Model HP Android?
Sinopsis The Roundup Punishment di Vidio, Film Korea Bergenre Aksi yang Bahas Isu Kejahatan Siber