Liputan6.com, Palembang - Ketergantungan impor yang tinggi di Indonesia ternyata menjadi salah satu perhatian Ketua Umum Partai Hanura Wiranto. Dalam orasinya di kampanye akbar yang digelar di Palembang, Sumatra Selatan, Wiranto menyindir sistem pengelolaan ekspor impor di Indonesia yang buruk.
"Kedaulatan pangan masih tergantung dengan negeri lain. Seperti buah-buahan, jeruk kuning dari China, durian dari Thailand, dan masih banyak lagi. Negara kita masih tergantung dengan luar negeri. Itu seharusnya tidak boleh terjadi," kata Wiranto saat orasi kampanye Partai Hanura di pelataran Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang, Senin (24/3/2014).
Ekspor energi yang tinggi ke luar negeri disayangkan Wiranto tidak diiringi dengan penekanan impor barang dan pangan dari luar negeri.
Bahkan, dirinya menilai sumber energi di Indonesia yang diekspor keluar negeri masuh belum mempunyai kedaulatan.
"Tidak boleh negara bergantung dengan negara lain, energi masih dikuras negara lain. Kita harus berdaulat sebagai bangsa. Kewajiban kita adalah mengisi kemerdekaan menjadi kenyataan. Sudah merasakan keadilan? Belum kan. Karena yang kaya semakin kaya dan miskin semakin miskin," lanjutnya.
Untuk itulah, ia ingin menjadi pemimpin yang bisa menstabilkan pasar ekspor impor. Dengan demikian, ekspor yang terlalu banyak akan dikelola untuk meminimalkan impor barang dari luar negeri.
Wiranto juga ingin mengetahui keluhan masyarakat di Indonesia, dengan menyamar menjadi pedagang dan tukang becak beberapa waktu lalu di Jakarta.
"Ternyata tidak mudah mencari uang sebagai tukang becak hanya dapat Rp 15 ribu, sedih saya. Kalau pemimpin tidak merasakan penderitaan rakyat, itu salah," pungkas Wiranto. (Anri Syaiful)
Baca juga:
Kampanye Terbuka, Wiranto: Yang Penting Kesepakatan Masyarakat
Advertisement
[VIDEO] Caleg Hanura Bagi-Bagi Uang ke Simpatisan