Liputan6.com, Jakarta Salah satu contoh kasus eksploitasi anak yang terjadi di jalanan adalah seroang bocah bernama Iqbal. Bocah usia 3,5 tahun itu diculik dan dipaksa mengamen selama tiga bulan oleh si penculiknya. Namun, selama itu pula tak terjaring razia dinas sosial. Ini semua bisa terjadi karena pemerintah tak tegas sehingga eksploitasi anak merajalela di jalanan Jakarta.
Demikian disampaikan Aktivis Perempuan Fahira Idris dalam rilis yang diterima Liputan6.com, Selasa (25/3/2014).
"Mungkin aturannya yang melarang sudah ada, tetapi pengawasan di lapangan kurang. Buktinya hampir tiga bulan lamanya Iqbal diculik dan dipaksa mengamen di jalanan oleh penculiknya dan selama itu tidak terjaring razia oleh dinas sosial. Andai ada pengawasan rutin dan tegas di lapangan, saya yakin tidak ada lagi anak-anak yang diksploitasi terutama di jalanan Jakarta.” ujar Fahira Idris saat menjenguk Iqbal di Rumah Sakit Koja, Jakarta Utara.
Iqbal merupakan korban penculikan yang berlanjut menjadi eksploitasi anak. Tersangka penculikan DS menyuruh Iqbal mengamen serta disiksa karena tak bisa menyetor Rp 40 ribu dari hasil mengamen.
Saat ini Iqbal terbaring lemah dengan tubuh penuh luka parah, termasuk alat vitalnya. Bahkan, tangan kiri Iqbal patah. "Ini bisa dicegah kalau di DKI Jakarta menerapkan dengan tegas zona larangan pekerja anak di jalanan. Jadi jika ada anak di jalanan Jakarta yang ngamen atau ngemis harus segera diamankan. Dari sini bisa ketahuan apa dia korban penculikan yang dieksploitasi, atau jika dia dieksploitasi oleh orangtuanya sendiri maka tugas negara mengambil alih peran orang tua untuk membesarkan anak ini,"kata perempuan yang juga Ketua Yayasan Anak Bangsa Berdaya dan Mandiri ini.
Namun, Fahira menegaskan persoalan eksploitasi anak terutama di jalanan bukan hanya tanggung jawab Pemerintah DKI Jakarta. Pengawasan masyarakat akan sangat efektif mencegahnya.
"Selama ini jika kita terbiasa melihat anak mengamen atau mengemis di jalanan, setelah kasus Iqbal ini sebaiknya kita berbuat sesuatu. Paling sederhana bisa lewat sosial media dengan memfoto jika masih ada anak-anak yang mengamen atau mengemis di jalan, lengkapi dengan lokasi dan waktu lalu posting dan mention ke akun-akun yang berwenang misalnya Pemprov DKI atau dinas sosial," kata Fahira.
Advertisement