Kampanye di Sleman, Mega: Saya Ini Anak Yogya

Megawati mengajak masyarakat, khususnya generasi muda agar mempelajari sejarah. Selain itu Mega juga mengimbau agar warga tidak golput.

oleh Yanuar H diperbarui 26 Mar 2014, 02:37 WIB
Megawati mengajak masyarakat, khususnya generasi muda agar mempelajari sejarah. Selain itu Mega juga mengimbau agar warga tidak golput.

Liputan6.com, Yogyakarta - Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri mengaku sebagai orang Yohyakarta saat berkampanye di Denggung, Sleman, Yogyakarta. Di hadapan ribuan pendukungnya, Megawati berorasi dengan berapi-berapi tentang sejarah bangsa dengan Keraton Yogyakarta.

Bahkan, Mega mengaku lahir di kota gudeg itu. Ia teringat ketika awal pemerintahan saat masih dipimpin Bung Karno. Pemerintahan Indonesia hijrah ke Yogyakarta karena adanya serangan penjajah. Kala itu, Raja Yogyakarta HB IX menerima keluarga Bung Karno dan memimpin pemerintahan di Yogyakarta. Maka itu ia meminta generasi muda agar menengok kembali sejarah bangsa.

"Saya ini anak Yogya. Kelahiran Yogyakarta. Saya ingat ketika itu HB IX mengatakan bahwa kita (Yogya) adalah bagian republik yang tercinta. Dan kita diterima dan diselamatkan hingga bangsa Indonesia masih tegak berdiri. Jika anak Yogya tidak tahu hal itu, maka bagaimana bangsa kita ini?" kata Mega.

Megawati yang lahir di Yogyakarta pada 23 Januari 1947 itu adalah putri sulung dari Soekarno dan Fatmawati. Megawati sebagai warga Yogya, dalam kampanyenya menginginkan agar warga Yogya dapat membantunya membangun negara yang besar.

Ia berharap agar warga Yogya dapat membantu dirinya dengan mecoblos nomor 4 pada Pemilu Legislatif 9 April. Harapannya Yogya menjadi lumbung suara PDIP. Ia meminta warga Yogya tidak golput selama Pemilu 2014 nanti.

"Banyak yang mengatakan ada yang ingin jadi golput. Maka mereka tidak mengetahui hak dan kewajibannya. Maka kita seharusnya menjadi Indonesia Raya. Sangat bisa. Tapi hanya bisa dilakukan dengan kerja keras", kata Megawati.

Megawati menyebut cita-cita PDIP menang hanya bisa dilakukan jika kader dan simpatisan punya hati yang tulus. Karena menurutnya, PDIP tidak mempunyai apa-apa kecuali hanya memiliki rakyat. PDIP juga tidak mempunyai uang untuk dibagi-bagikan kepada sumpatisan. Karena baginya, PDIP tidak mengajarkan untuk mencari uang dalam kampanye atau money politics.

"PDIP itu apa? PDIP hanya punya rakyat. Hati-hati dengan money politics. Saya tidak mengajarkan untuk mencari uang. Tapi untuk punya rasa semangat atau fighting spirit. Bukan mereka yang dibeli. Apa artinya dikasih Rp 500 ribu atau Rp 1 juta. Saya katakan kamu menjual dirimu kepada orang yang tidak benar," pungkas Mega.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya