Liputan6.com, Palu - Sejumlah sopir angkutan kota (angkot) di Palu, Sulawesi Tengah, mengeluh kepada pengurus partai Gerindra, lantaran sejumlah simpatisan dan kader partai berlambang garuda tersebut tak membayar sewa angkot saat berkampanye.
"Saya hanya dapat Rp 100 ribu saja. Padahal sebelumnya, dijanjikan Rp 150 ribu. Tentunya ini tidak adil bagi kami," terang Adi salah satu sopir angkot kepada Liputan6.com di Palu, Rabu (26/3/2014).
Advertisement
Adi dan beberapa rekannya yang juga sopir angkor mengaku, diminta mengakut massa simpatisan dan kader partai pimpinan Prabowo itu, untuk berkampanye di dalam kota. Bayaran yang diterima Adi dianggapnya tidak sesuai. Dia menduga, ada pengurus ranting yang ditugaskan menyewa angkot namun 'menyunat' biaya pembayaran sewa angkot.
"Ya, dugaan kami kalau honor itu sudah dipotong oleh pengurus yang memanggil," tandas Adi.
Sementara itu, Umar sopir angkot lainnya mengaku, telah melakukan klarifikasi terhadap pengurus tersebut, namun pengurus partai bernomor urut 6 itu tidak menghiraukannya.
"Saya sudah coba tanya, malah dia menghindar dan hilang begitu saja. Ya, terpaksa kami menerima dengan apa yang ada saja. Namun, tentunya kami sangat kecewa dengan partai ini," ungkap dia.
Musim kampanye memang sudah menjadi rahasia umum dapat mendatangkan berkah tersendiri, bagi sejumlah sopir angkot di Kota Palu. Bagaimana tidak, hanya mengangkut para simpatisan partai ke lokasi kampannye dalam kota, mereka menerima bayaran sebesar Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu.
Namun, tidak begitu nasib yang telah dialami Adi dan Umar serta rekannya-rekan angkot lainnya.
Hingga berita ini diterbitkan tidak ada satu pun pengurus partai Gerindra yang memberikan konfirmasi.