Mobil Murah Digugat Pakai BBG Ketimbang BBM

Hiswana Migas mengkritisi program mobil murah dan ramah lingkungan (Low Cost Green Car/LCGC) yang tetap menggunakan Bahan Bakar Minyak.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 27 Mar 2014, 12:58 WIB

Liputan6.com, Jakarta Himpunan Swasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) mengkritisi program mobil murah dan ramah lingkungan (Low Cost Green Car/LCGC) yang tetap menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM).

Ketua Hiswana Migas Eri Purnomo Hadi mengatakan, untuk mendorong program konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG) membutuhkan dukungan semua kementerian yang terkait.

Eri menambahkan, saat ini Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) sudah berkomitmen mempercepat program konversi BBM ke BBG seperti menyediakan infrastruktur dan menentukan harga.

"Dibutuhkan kesediaan kementerian lain karena Energi Sumber Daya Mineral sudah mempercepat sarana-prasarana, harga take or pay, harga khusus, kementerian ESDM ada upaya maksimal," kata Eri dalam forum CNG, di Kawasan Kuningan, Jakarta, Kamis (27/3/2014).

Menurut dia, kementerian lain harus mendukung program yang bertujuan untuk mengurangi konsumsi BBM, yaitu dengan membuat mandatori penggunaan BBG pada mobil-mobil baru.

Kenyataannya, kementerian lain yang berkaitan dengan program ini justru mengeluarkan program mobil yang menambah konsumsi BBM. Sebab itu, seharusnya LCGC menggunakan BBG.

"Kementerian lain harus mandatori SPBG, yang ada muncul LCGC Low Cost Green Cost, kendaraan pemakai BBG harus masuk dalam LCGC," ungkapnya.

Eri menambahkan, saat ini gas untuk transportasi sudah tersedia dan berasal dari dalam negeri tidak perlu impor seperti BBM.

"Ada di Bekasi gas nya ada di Karawang itu bisa dimanfaatkan BBG, jangan imopr terus BBM yang menguntungkan pihak lain," pungkas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya