Selamatkan Satinah, DPD Demokrat Jateng Galang Dana

Hasil iuran para caleg Partai Demokrat dalam Gerakan Solidaritas Penyelamatan Satinah itu rencananya akan dikirim ke Kementrian Luar Negeri.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 28 Mar 2014, 09:52 WIB
Partai Demokrat pun tak ketinggalam mengikuti pawai yang diawali dari Monas, melewati Ratu Plaza, dan finish kembali ke Monas (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Semarang - Tenggat pembayaran diyath atau uang pengganti bagi TKI Satinah yang terancam hukuman pancung di Arab Saudi tinggal menghitung hari. Partai Demokrat pun melakukan aksi solidaritas penggalangan dana dari para caleg.

Menurut Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Tengah Sukawi Sutarip, Indonesia memiliki modal sosial yang sangat besar, yakni solidaritas. Partai Demokrat akan memanfaatkan modal ini dari Jawa Tengah, karena Satinah berasal dari Jawa Tengah.

"Mengenai upaya diplomatik, tentu sudah dilakukan pemerintah, sehingga eksekusi yang harusnya dilaksanakan 2006 itu bisa ditunda hingga 5 kali," kata Sukawi di sela-sela persiapan kampanye terbuka, Jawa Tengah, Jumat (28/3/2014).

Namun, menurut Sukawi, diplomasi saja tidak cukup. Itulah sebabnya Partai Demokrat memobilisasi caleg dengan gerakan Rp 100 ribu per caleg. Gerakan ini dilakukan di semua DPC Partai Demokrat Jawa Tengah.

"Harapan saya akan jadi gerakan nasional Partai Demokrat, mengimbangi diplomasi Pak SBY melobi Pemerintah Arab Saudi dan ahli waris korban yang dibunuh Satinah," ujar Sukawi.

Melihat profil keluarga Satinah, Sukawi meyakini perbuatan melawan hukum yang dilakukan Satinah memiliki latar belakang. Namun latar belakang tersebut yang selama ini belum terungkap.

"Yang pasti Satinah adalah keluarga kita. Saudara sebangsa. Kalau bukan kita yang membela, siapa lagi? Meski harus diingat bahwa Satinah memang bersalah," ungkap Sukawi.

Hasil iuran para caleg Partai Demokrat dalam Gerakan Solidaritas Penyelamatan Satinah itu rencananya akan dikirim ke Kementerian Luar Negeri. Karena sifatnya hanya menambah kekurangan, jika nanti terdapat kelebihan, rencananya akan dihibahkan kepada keluarga Satinah. Sehingga bisa berwirausaha di dalam negeri.

Satinah divonis bersalah membunuh majikannya, sehingga ia dipidana hukuman pancung. Saat ini Satinah mendekam di penjara Provinsi Al Gaseem, Arab Saudi. Uang diyath ini saat ini baru terkumpul 4 juta riyal atau sekitar Rp 12 miliar. Sedang pihak keluarga korban di Saudi meminta agar Satinah membayar tebusan Rp 21 miliar.

Diyath tersebut merupakan iuran dari berbagai pihak, 3 juta riyal dari anggaran Kementerian Luar Negeri, 500 ribu riyal dari asosiasi penyalur jasa TKI, serta 500 ribu dari sumbangan dermawan di Saudi. (Raden Trimutia Hatta)

Baca juga:

Ditegur Soal Baliho, Roy Suryo Berang

Saling Rusak Atribut, Caleg Demokrat Merasa Diadu Domba

Kampanye, Pramono Edhie: Demokrat Telah Memberi Bukti

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya