Pemuda asal Bali, I Ketut Suandana bersama teman-temannya di Pura Dharma Sidhi Ciledug-Tangerang bergotong royong membuat Ogoh-ogoh (Liputan6.com/Andrian M Tunay).
Pembuatan Ogoh-ogoh dilakukan untuk dalam memperingati perayaan hari raya Nyepi (Liputan6.com/Andrian M Tunay).
Ogoh - ogoh adalah karya seni patung dalam kebudayaan Bali yang menggambarkan kepribadian Bhuta Kala (Liputan6.com/Andrian M Tunay).
Dalam ajaran Hindu Dharma, Bhuta Kala merepresentasikan kekuatan (Bhu), alam semesta dan waktu (kala) yang tak terukur dan tak terbantahkan (Liputan6.com/Andrian M Tunay).
Dalam perwujudan patung, Bhuta Kala digambarkan sebagai sosok yang besar dan menakutkan, biasanya dalam wujud raksasa (Liputan6.com/Andrian M Tunay).
Biasanya Ogoh-ogoh diarak keliling desa pada saat menjelang malam sebelum Nyepi (Ngrupuk) yang diiringi dengan gamelan bali yang disebut Bleganjur kemudian dibakar (Liputan6.com/Andrian M Tunay).
Ogoh-ogoh yang dibuat tahun ini oleh Pura Dharma Sidhi yaitu "Narasinga Murti" yaitu wujud penjelmaan Dewa Wisnu. Narasinga adalah manusia berkepala singa yang turun kedunia di senja hari (Liputan6.com/Andrian M Tunay).
Dengan kesaktiannya ini Hiranyakasipu selalu merasa sebagai Raja diraja di alam semesta dengan kelakuan sombong, angkuh dan serakah (Liputan6.com/Andrian M Tunay).
Dewa Wisnu turun kedunia di senja hari menjadi Narasinga untuk menentramkan alam semesta dari kejahatan yang dilakukan oleh "Hiranyakasipu" (Liputan6.com/Andrian M Tunay).
Pura Dharma Sidhi Ciledug-Tangerang I Ketut Suandana bersama teman-temannya di Pura Dharma Sidhi Ciledug-Tangerang bergotong royong membuat Ogoh-ogoh (Liputan6.com/Andrian M Tunay