Psikolog: Pergeseran Nilai Picu Maraknya Anak Jalanan

Menurut psikolog, keberadaan anak jalanan dan pengemis terjadi akibat dari pergeseran nilai.

oleh Tim Liputan 6 SCTV diperbarui 30 Mar 2014, 17:41 WIB
(Liputan6 TV)

Liputan6.com, Jakarta - Iqbal balita 3,5 akhirnya bertemu ibunya. Iqbal ditemukan sakit di sebuah halte bus saat mengemis atas perintah tersangka Dadang Supriyatna.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Minggu (30/3/2014), Dadang kerap menganiaya bocah ini bila hasil mengemis tidak sesuai dengan jumlah yang diminta. Mulai dari dipukul, lidahnya digunting, hingga tangannya dipatahkan.

Kasus Iqbal hanyalah 'puncak gunung es', kasus eksploitasi anak oleh orang dewasa. Banyak anak yang terpaksa bekerja di jalanan.

Seperti Devita yang mengamen di lampu merah pertigaan Jalan Asia Afrika, Jakarta. Ia mengamen bersama ibunya dan 2 adiknya. Dalam sehari ia dapat mengumpulkan uang sekitar Rp 50 ribu.

Menurut psikolog, keberadaan anak jalanan dan pengemis terjadi akibat dari pergeseran nilai. Simpati masyarakat untuk bersedekah dimanfaatkan pihak tertentu untuk membetuk jaringan bisnis.

Masyarakat sebenarnya bisa memberi andil untuk mencegah makin meluasnya jaringan pengemis dan anak jalanan. Caranya dengan menyalurkan bantuan pada institusi maupun LSM yang menyalurkan bantuannya secara transparan.

(Shinta Sinaga)

Baca juga:

Kakak: Ibu Iqbal Shock, Masih Belum Nyambung

Pulihkan Kejiwaan, Ibu Bocah Iqbal Didandani Keluarga

Kondisi Iqbal Makin Baik, Dokter RSUD Koja: Masih Rehabilitasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya