Ritual Ogoh-ogoh Kelilingi Kota Palu Jelang Nyepi

Ribuan umat Hindu di Kota Palu, Sulteng, mengelar ritual pawai ogoh-ogoh menjelang perayaan Hari Raya Nyepi tahun baru Saka 1936.

oleh M Taufan SP Bustan diperbarui 31 Mar 2014, 01:07 WIB
Ogoh-ogoh sambut nyepi di Palu (M Taufan SP Bustan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Palu - Ribuan umat Hindu di Kota Palu, Sulawesi Tengah, mengelar ritual pawai ogoh-ogoh menjelang perayaan Hari Raya Nyepi tahun baru Saka 1936, Minggu (30/3/2014).

I Nengah, salah satu umat Hindu di Kota Palu mengatakan, pawai yang dilaksanakan setahun sekali, tepatnya sehari menjelang perayaan Nyepi, bermakna untuk mengusir roh-roh jahat agar tidak mengganggu kehidupan umat Hindu.

"Tradisi melalui ritual pawai ogoh-ogoh, dilaksanakan hampir seluruh umat Hindu yang ada di Indonesia," kata I Nengah kepada Liputan6.com usai pawai, Minggu petang.
 
Menurut dia, budaya umat Hindu tetap mengutamakan etika, estetika serta tetap mengedepankan nilai-nilai moral, sehingga layak untuk ditampilkan di ibukota Sulawesi Tengah ini.

"Pawai ogoh-ogoh bukan hanya dimaknai dari aspek budaya, tetapi juga wahana kebersamaan dengan umat beragama lainnya yang ada di Kota Palu. Seperti agama Islam dan Kristen," jelas I Nengah.

Pantauan Liputan6.com, ogoh-ogoh yang berbentuk boneka raksasa yang tampak begitu menyeramkan dipikul dari Pura Agung Wana Kertha Jagatnata di Kelurahan Talise, Kecamatan Mantikulore, mengelilingi beberapa rute dalam kota.

Sementara pemuda umat Hindu yang mengarak ogoh-ogoh ini, tampak menggelar beberapa aksi yang cukup memukau dengan berputar-putar diiringi alunan musik tradisional Bali.

"Ogoh-ogoh tahun ini dibuat secara swadaya oleh umat Hindu yang ada di Palu dengan besaran biaya Rp 7 juta. 2 Ogoh-ogoh ini juga dibuat dengan 2 ragam yang dikerjakan dalam waktu seminggu," aku Nyoman, umat Hindu lainnya.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya