Ini Kendala Kontruksi Tol Atas Laut Terpanjang di RI

Jalan tol sepanjang 800 km ini akan menghubungkan Jakarta-Surabaya.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 31 Mar 2014, 08:48 WIB
Beberapa kendaraan terlihat telah melintasi jalan tol yang rencananya akan diresmikan oleh Menteri Perhubungan dan Gubernur DKI, Jokowi (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta PT Jasa Marga Tbk (JMSR)  tengah melaksanakanan pra-feasibility Study (FS) mengenai rencana pembangunan jalan bebas hambatan (tol) laut Jakarta-Surabaya.

Namun sayangnya pembangunan jalan tol tersebut sepertinya akan menghadapi beberapa permasalahan yang lebih kompleks jika dibandingkan dengan pembangunan jalan tol biasa.

Direktur Utama Jasa Marga, Adityawarman mengungkapkan setidaknya ada dua hal yang menjadi pertimbangan utama dalam pembangunan jalan tol tersebut.

"Pertama, tol ini kajian banyak, bukan hanya terhadap jalannya, termasuk bagaimana lingkungannya, mengingat ini akan ada di atas laut," katanya saat berbincang dengan Liputan6.com yang ditulis, Senin (31/3/2014).

Adapun lingkungan yang dimaksud Adityawarman adalah dukungan dari masyarakat dan pemerintah setempat dalam pembangunan jalan tol yang akan memiliki panjang sekitar 800 kilometer ini.

Dengan adanya dukungan penuh tersebut dia berharap proses pengerjaan akan semakin cepat layaknya pengerjaan proyek jalan tol atas laut Mandara di Bali.

Sementara yang menjadi perhatian Jasa Marga dalam membangun proyek tersebut yaitu jalan tol atas laut itu dapat terhubung ke beberapa jalan utama setiap perkotaan.

"Karena jalan tol itu pada sifatnya harus ketemu dengan titik jalan nasional. Kalau tidak maka tol itu tidak efektif, itu yang sedang dikaji terus," jelasnya.

Aditya menuturkan, pengerjaan pra FS sendiri ditargetkan akan selesai pada bulan April dan kemudian akan dipresentasikan dihadapan konsorsium perusahaan BUMN lainnya yang telah ditunjuk, sebelum nanti diserahkan kepada Pemerintah dalam hal ini Kementerian BUMN.

"(Pra) FS-nya akhir April selesai, dan akan kita presentasikan ke Dirut konsorsiumnya, kalau perkembangannya bagus baru kita masuk ke Pemerintah," pungkas Aditya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya