Liputan6.com, Malang - PDIP menggunakan sistem Information Technology (IT) untuk mengawal dan mengawasi penghitungan suara dari Tempat Pemungutan Suara (TPS) hingga kelurahan dan kecamatan. Guna memudahkan sistem tersebut, saksi di TPS akan diminta mengambil gambar formulir C1, yang berisi keseluruhan jumlah surat suara, termasuk surat suara rusak sebagai bukti.
"Saksi foto, kirim foto C1 ke nomor yang kita sediakan. 10 Hari sudah dapat diteliti," ujar capres PDIP Joko Widodo yang akrab disapa Jokowi itu di Kota Malang, Jawa Timur, Senin (31/3/2014).
Guna membantu menerapkan sistem tersebut, mulai pekan depan Jokowi akan menyiapkan anak-anak muda, yang bersedia berbagi pengalaman untuk memproteksi sistem itu. Sehingga nantinya, jumlah surat suara di TPS yang dimiliki PDIP dapat disesuaikan secara otomatis.
"Nah, nanti angkanya sesuai otomatis. Jadi ketahuan di setiap TPS mana dan bagianmana yang dicurangi. Kalau nanti C1 beda dengan kelurahan dan kecamatan akan kelihatan semua," jelas Jokowi.
Dengan sistem pengawasan tersebut, Jokowi yakin penghitungan suara akan lebih mudah diawasi dan mengurangi kecurangan. "Biar nggak punya duit kita punya sistem. Yang mau curang juga mikir berapa kali. Ternyata nggak punya duit tapi punya sistem," tuturnya.
Kamis 27 Maret lalu Jokowi mengatakan, PDIP akan menyiapkan sistem teknologi informasi guna mengawal dan mengawasi perhitungan suara di TPS di seluruh Indonesia. Sistem pemantauan TPS secara elektronik itu mulai diterapkan pekan depan. Pengawasan berbasis IT itu akan dipusatkan dalam 1 ruangan.
"Nanti saya ajak media ke ruangan yang akan handle kawal TPS berbasis IT. Karena kita akan awasi dengan IT, kita bangun 5 hari ini, bagaimana mengamankan pemilu jujur bersih tidak ada kecurangan," ujar Jokowi di kantor DPC PDIP Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Baca juga:
Cegah Curang Penghitungan Suara, Jokowi: PDIP Awasi Pakai IT
Advertisement
Pemilu, Wasekjen PDIP Minta Masyarakat Waspadai 'Megalomania'