Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) menyambut baik inflasi yang dapat dijaga sehingga tercatat 0,08% pada Maret 2014.
Selain itu, Gubernur BI, Agus Martowardojo menilai, hasil inflasi Maret 2014 sesuai dengan prediksi BI dari hasil survei nya pada minggu kedua Maret 2014.
"Kalau seandainya inflasi antara 0,08%, itu seperti yang kami juga lihat di minggu kedua pada saat kami melakukan survei. Jadi saya menyambut baik bahwa inflasi tetap terjaga, terjadi penurunan secara konsisten sampai dengan Maret," ungkap Agus di Gedung Bank Indonesia, Selasa (1/4/2014).
Agus berharap, penurunan inflasi tersebut juga diharapkan akan mampu mempengaruhi penurunan defisit neraca perdagangan Indonesia, dan bahkan mampu mencatatkan surplus pada Maret 2014.
Agus mengungkapkan, meski inflasi rendah tetapi tetap mewaspadai laju inflasi inti mengingat pada Maret inflasi inti masih lumayan tinggi yaitu sebesar 0,21%. Sedangkan inflasi year on year mencapai 4,61%.
"Untuk core inflation adalah yang lebih diwaspadai karena core inflation itu komponen yang banyak terkait dengan hajat hidup orang banyak," ujar Agus.
Dengan terus dijaganya komponen inflasi inti tersebut nantinya dapat dipastikan harga barang dan jasa akan dapat tejaga sehingga tidak menyumbang angka inflasi yang cukup tinggi.
Advertisement
Sebelumnya BI memperkirakan inflasi akan berada di kisaran 0,1% pada Maret 2014. Angka itu masih sejalan dengan prediksi BI. Inflasi cenderung turun itu dikarenakan harga pangan dapat terkendali.
Badan Pusat Statatistik (BPS) telah mengeluarkan data mengenai Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk bulan Maret yang mencatatkan inflasi sebesar 0,08% dengan inflasi secara tahunan sebesar 7,32%
Dari 82 kota indeks harga konsumen (IHK) yang disurvei BPS, sebanyak 45 daerah mengalami inflasi sementara 37 kota lainnya masih bisa mengalami deflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Merauke sebesar 1,15% akibat kenaikan harga komoditas seperti ikan segar, cabai rawit, merah, tarif angkutan udara, bahan bangunan.
Inflasi terendah di Kediri dan Makassar 0,02%. Dan deflasi tertinggi 2,43%. "Sebagai dampak penurunan harga angkutan udara, turun harga ikan segar, bawang merah dan telur ayam ras.
Bahan makanan minus 0,11%. Makanan jadi, minuman rokok dan tembakau sumbang 0,07%. Disusul transpor komunikasi dan jasa keuangan 0,05%.