Liputan6.com, Jakarta - Persaingan capres PDIP Jokowi dan capres Partai Gerindra Prabowo Subianto menghiasi pemberitaan media massa, selama kampanye terbuka. Kedua tokoh nasional ini berebut perhatian, salah satunya terhadap purnawirawan dan massa buruh.
Pakar Komunikasi Politik Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing menilai, persiangan tersebut nantinya akan ditentukan sesauai tawaran yang diberikan Jokowi maupun Prabowo kepada pendukungnya.
"Pemenangnya menurut saya, adalah tokoh dan partai yang menawarkan keuntungan yang bersifat pragmatis. Seperti tawaran jabatan menteri atau keuntungan lain, yang boleh jadi tidak bersifat ideologis dan permanen," kata Emrus kepada Liputan6.com, Rabu (2/4/2014).
Menurut Emrus, jika negeri ini tetap berlandaskan kepada politik transaksional, maka negeri ini dipercayai tidak akan mengalami perubahan mendasar ke arah lebih baik.
"Percaturan politik kita masih bermuara pada kepentingan transaksional. Oleh karena itu, 5 tahun ke depan bangsa kita tidak mengalami perubahan yang mendasar menuju Indonesia Raya," tandasnya.
Purnawirawan TNI dan Polri di Kota Palu, Sulawesi Tengah, mendeklarasikan dukungan kepada Ketua Dewan Pembina Partai (DPP) Gerindra Prabowo Subianto, untuk menjadi Presiden RI pada 5 tahun mendatang.
Kolonel (Purn) TNI AD Azwar Syam yang menjadi penggerak kelompok Purnawirawan menilai Prabowo satu-satunya capres ideal. "Hanya Prabowo yang memenuhi kualifikasi Presiden RI untuk 5 tahun mendatang," ujarnya kepada Liputan6.com di Sekretariat Bappilu Partai Gerindra, Jalan Ir H Djuanda, Senin 31 Maret 2014.
Advertisement
Selain itu, Prabowo juga mendapat dukungan dari sejumlah guru besar dari berbagai perguruan tinggi. 12 Guru besar itu menilai, Prabowo memiliki visi misi yang cukup baik, di antaranya terkait visi pembangunan ekonomi berbasis ekonomi kerakyatan.
Sementara Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) menyatakan siap mendukung capres dari PDIP Jokowi. Namun, SBSI mencantumkan syarat yang harus dipenuhi Jokowi bila ingin mendapat dukungan kaum buruh.
"Kita mau presiden ke depan seperti Gus Dur, tiap buat kebijakan ekonomi, buruh dilibatkan. Kalau sekarang nggak pernah dilibatkan buruh, jadi pengusaha dan pemerintah cuma memikirkan keuntungan sebanyak-banyaknya," ujar Ketua SBSI Muchtar Pakpahan, di Restoran Simpang Jaya, Jakarta, Minggu 30 Maret. (Elin Yunita Kristanti)
Baca juga:
Jokowi Didukung Buruh, Gerindra: Prabowo Juga