Jaringan Indosat Terganggu Karena `Pembajakan` IP?

Menurut laporan perusahaan internet BGP Monitoring, gangguan terjadi karena adanya 'pembajakan' IP prefix yang dilakukan oleh Indosat.

oleh Dewi Widya Ningrum diperbarui 03 Apr 2014, 12:34 WIB
Ilustrasi data internet (ist.)

Liputan6.com, Jakarta Layanan telekomunikasi dan internet Indosat mengalami gangguan sejak tengah malam tadi. Menurut laporan perusahaan internet BGP Monitoring, gangguan terjadi karena adanya 'pembajakan' IP prefix yang dilakukan oleh Indosat.

"Kami telah mendeteksi 415.652 prefix 'dibajak' oleh Indosat hari ini. Sekitar 8.233 di antaranya terlacak oleh lebih dari 10 kolektor BGP kami", kata BGP Monitoring melalui akun @bgpmon.

'Pembajakan' alamat IP prefix yang dimaksud bukan berarti Indosat membajak IP prefix milik perusahaan lain. Namun sepertinya ada kesalahan konfigurasi di mana alamat IP prefix beberapa perusahaan lain diarahkan ke alamat IP yang salah oleh Indosat.

CIO Techscape Indonesia yang juga dosen jaringan di Universitas Gunadarma, Akbar Marwan menilai, gangguan jaringan Indosat tampaknya terjadi karena adanya kesalahan konfigurasi Border Gateway Protocol (BGP) routing.

"Indosat sepertinya melakukan kesalahan mapping jaringan yang terlalu luas, punya orang lain juga diklaim. Akibatnya routing yang seharusnya tidak lewat jalur Indosat jadi lewat jalur tersebut", jelas Akbar yang dihubungi tim Tekno Liputan6.com via telepon, Kamis (3/4/2014).

Akbar menambahkan, BGP routing itu biasanya berdasarkan trust (kepercayaan). "Di internet, sesama BGP kita saling percaya. Nah Indosat menyebarkan info mapping yang terlalu luas sampai ke internasional", tuturnya lagi.

Kejadian salah mapping seperti ini tentu akan merugikan Indosat, karena jadi banyak yang menggunakan jalur Indosat. Namun di sisi lain yang punya jalur jadi marah sehingga Indosat diblok.

Sebenarnya gangguan ini bukanlah yang pertama kali terjadi. Pada 14 Januari 2011 lalu juga pernah terjadi gangguan jaringan yang sama, pun itu karena pembajakan IP prefix. Gangguan bahkan sampai meluas ke Google, Akamai, Amazon, Cisco, US Senate, American Express, hingga General Electric.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya