Liputan6.com, Jakarta Gejala autis memang bisa dikenali pada bayi usia 0 – 6 bulan. Meski demikian, autisme tidak dapat dikenali sejak bayi masih dalam kandungan.
Begitu disampaikan Spesialis Kesehatan Jiwa dari Asosiasi Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja Indonesia (Akeswari), dr. Suzy Yusna Dewi, SpKJ (K). Menurutnya, autis tidak bisa didiagnosis dari dalam kandungan karena bukan kelainan kongenital atau kelainan bawaan.
"Kalau down syndrom memang bisa, tapi autis ini nggak bisa. Maka itu mestinya bisa diwaspadai penyebab atau kemungkinannya," ujar Suzy saat ditemui Liputan6.com, ditulis Jumat (3/4/2014).
Suzy menyampaikan, kemungkinan autis bisa diketahui bila ada infeksi tokso ( penyakit yang diakibatkan oleh parasit Toksoplasma Gondii yang dapat ditularkan oleh hewan peliharaan). Kemudian tinggal di daerah yang banyak polusi dan banyak timah. Dan diduga ikan laut dari wilayah yang berpolusi juga menyebabkan gangguan spektrum autis.
"Kecenderunganya seperti itu, termasuk keracunan logam berat, infeksi virus, imunologi. Kemungkinan itu ada. Untuk itu autisme masuk kategori gangguan perkembangan menetap. Tapi jika mereka diterapi, mereka bisa hidup atau bekerja seperti orang lain," ujarnya.