Liputan6.com, Jakarta Jika biasanya Anda melihat gambar-gambar “cantik” di majalah fashion, maka jangan kaget bila Anda membeli Vogue Italia edisi April 2014. Sebab sebagaimana dilansir oleh independent.co.uk yang dikutip Senin (7/4/2014), majalah Vogue tersebut berisi foto-foto editorial bertema kekerasan domestik terhadap perempuan bahkan ada goresan darah di tembok.
Advertisement
Dijelaskan oleh Franca Sozzani bahwa ide untuk foto-foto tersebut diambil dari film-film bertema kekerasan yang disukai oleh anak-anak muda masa kini. Foto-foto tersebut dibuat oleh fotografer Steven Meisel yang telah bekerja untuk Vogue Italia selama lebih dari 20 tahun.
Sozzani mengatakan, “Pemandangan di foto-foto itu dapat ditemukan pada siaran TV di Italia dan bahkan pada kehidupan nyata di seluruh dunia. Berapa banyak perempuan yang mengalami kekerasan domestik? Di Italia saja pada tahun lalu, angka kekerasan terhadap perempuan mencapai 1700 kasus.”
Sambungnya, “Kenapa kita tidak menyuarakan lagi hal ini? Kehidupan ini telah diisi dengan hal-hal yang mengerikan. Apa yang kita lihat setiap hari di semua media menunjukkan betapa kondisi perempuan masih sangat rentan”.
Foto-foto editorial arahan Sozzani ini menimbulkan reaksi yang cukup keras. Mengenai hal ini dirinya berkata, “Sebagian orang mungkin tak suka dengan foto-foto itu tapi itu adalah problem mereka, bukan problem saya. Saya tidak peduli dengan orang-orang di dunia fashion”.
“Saya pikir fashion tidak hanya tentang pakaian tapi tentang budaya. Fashion adalah tentang kehidupan, tentang pergerakan sosial, ekonomi, tentang segalanya. Saya membuat majalah ini bukan hanya untuk menampilkan para desainer. Saya juga tak bertujuan membuat majalah ini menjadi berbeda. Yang saya buat adalah mengangkat isu-isu penting dan orang-orang mengingat hal itu. Saya merasa kita dapat menggunakan fashion dengan cara yang berbeda” ucap Sozzani
Lahir pada 20 Januari 1950, Franca Sozzani telah menjabat sebagai Editor in Chief Vogue Italia sejak tahun 1988. Selama bekerja di Vogue Italia, ia telah membuat berbagai editorial yang kontroversial dan provokatif mengenai fashion dalam kaitannya dengan isu-isu kemanusiaan.
Pada Juli 2008, Sozzani membuat editorial yang hanya menampilkan model kulit hitam. Edisi tersebut adalah edisi dengan angka penjualan terbaik. Sozzani mengaku bahwa itulah momen paling membanggakan dalam hidupnya.
Angka penjualan majalah yang tinggi tampaknya bukan jadi tujuan utama Sozzani. Mengenai hal ini ia berkata, “Saya selalu didukung oleh CEO perusahaan, Jonatahan Newhouse. Menurut saya sangat penting untuk memiliki rekan kerja yang benar-benar mempercayai Anda.”
Sudahkah Anda sedalam Franca Sozzani dalam mencintai fashion? Penting untuk tahu bahwa ada banyak segi kedalaman dari fashion di mana fashion bukan hanya sekedar tentang baju-baju cantik tapi juga tentang mewujudkan dunia yang lebih cantik.