Liputan6.com, Jakarta - PT KAI menerjunkan 2 alat berat atau crane untuk mengangkut bangkai Kereta Malabar yang terguling di KM 244, Kampung Terung RT 05/09, Desa Mekarsari, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya, Jumat 4 April 2014.
Saat ini crane tersebut sedang berupaya mengangkat badan kereta dan sejumlah petugas juga melakukan pengelasan untuk melepas rangkaian gerbong agar proses evakuasi menjadi mudah.
Kepala Humas PT KAI Sugeng Priyono mengakui proses evakuasi tersebut mengalami sejumlah hambatan. Di antaranya kondisi tanah yang labil.
"Untuk mengangkut gerbong kereta yang beratnya 108 ton, perlu tanah pijakan yang kokoh. Alat berat ini harus berdiri di atas pijakan tanah yang kokoh. sementara kondisi tanah cukup labil," kata Sugeng di lokasi kejadian saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu (5/4/2014).
Sugeng menambahkan, perlu waktu 2 hari untuk proses evakuasi gerbong dan menormalisasi jalur. Hal ini lantaran kondisi lokasi kejadian memiliki kesulitan tersendiri.
"Kondisi tanahnya gembur, labil, jadi mesti hati-hati. Pengerjaan waktunya lebih lama, beda dengan evkauasi yang tanahnya kokoh. Selain itu, ada kemiringan di lokasi kejadian," jelas dia.
Dirinya berharap, proses evakuasi akan berjalan lancar. Sehingga perjalanan kereta api dapat kembali normal.
"Mudah-mudahan alam bersahabat dan tidak hujan," harap Sugeng.
KA Malabar jurusan Malang Bandung–Malang sebelumnya anjlok pada Jumat 4 April 2014 pukul 18.30 WIB. Dalam kejadian itu, lokomotif dan 2 gerbong di depan terguling hingga masuk jurang. 3 Orang tewas dalam kejadian tersebut.
Kepala Humas PT KAI Daop Il Bandung Zunerfin mengatakan penyebab anjlok dan tergulingnya kereta Malabar tersebut lantaran longsor. Kawasan Tasik sejak pukul 18.30 WIB diguyur hujan. (Elin Yunita Kristanti)
Advertisement
Baca juga:
1 Melintang, Lokomotif & 2 Gerbong Kereta Malabar Masuk Jurang
Ini Penyebab Tergulinganya Kereta Malabar di Tasikmalaya
KA Malabar Terguling, Penumpang dari Solo Dialihkan
Pasca-Anjlok KA Malabar di Tasik, Perlu 2 Hari Normalisasi Jalur