Liputan6.com, Jakarta Hiruk pikuk kampanye partai politik (parpol) akan berakhir hari ini. Mulai besok, Minggu 5 April 2014 tak akan ada lagi terdengar hingar-bingar penggalangan massa oleh parpol. Karena masa tenang akan berlangsung sejak Selasa 8 April 2014 sebelum tiba hari pencoblosan pada Rabu 9 april 2014.
Dalam tayangan Barometer pekan ini di Liputan 6 Petang SCTV, Sabtu (5/4/2014), menentukan pilihan terbaik sepertinya bisa jadi hal yang sulit dilakukan. Apalagi selama masa kampanye partai yang seharusnya mencitrakan partai yang bersih dan tertib justru melakukan pelanggaran aturan kampanye.
Beberapa pelanggaran yang dilakukan antara lain, money politics atau bagi-bagi uang demi mendapatkan suara terbanyak ditemukan saat kampanye sejumlah calon legislatif. Selain itu, membawa atau melibatkan anak-anak untuk berkampanye juga masih banyak dilakukan oleh sejumlah partai. Padahal untuk melibatkan anak dalam berkampanye tidak dibenarkan.
Terkait pelanggaran ini, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) sudah melayangkan teguran bagi 12 parpol peserta pemilu.
Selain itu, black campaign atau kampanye hitam untuk menjatuhkan pesaing juga masih ditemukan terjadi. Sekitar 189 juta warga negara Indonesia tercatat memiliki hak pilih dalam pemilihan umum (Pemilu) di 2014 ini.
Kini, di saat hari pencoblosan sudah di depan mata dengan sosialisasi yang sudah digelar dan kampanye yang marak di mana-mana, apakah pemilih sudah tahu mengenai apa yang akan dipilih? Partai apa? Siapa calon legislatif yang terbaik? Serta bagaimana cara menggunakan hak pilih?
Meski kampanye gencar dilakukan partai politik dan caleg-calegnya serta sosialisasi sudah dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU), namun ternyata masih banyak pemilih yang belum mendapatkan informasi yang mereka butuhkan.
Terhitung, lebih dari 90 persen anggota DPR periode 2009-2014 kembali mencalonkan diri sebagai anggota DPR pada pemilu 9 April 2014 mendatang. Padahal kinerja mereka selama 5 tahun berkiprah di Senayan, dinilai buruk dan menjadi sorotan banyak publik. Antara lain kerap bolos hingga tertidur saat sidang, atau bahkan membuka situs porno di tengah sidang DPR.
Terkait hal ini, Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) mencatat hanya 4 anggota DPR yang kinerjanya sangat bagus. Dan sebagian lagi dinilai kinerjanya sangat buruk. Sedangkan untuk kinerja fraksi yang dinilai cukup hanya Partai Golkar saja.
Ada sejumlah indikator yang digunakan Formappi untuk menilai kinerja anggota DPR, di antaranya kunjungan ke daerah pemilihan menghadiri rapat-rapat komisi, melaporkan harta kekayaan, dan menyampaikan gagasan serta aspirasi dalam rapat komisi.
Selain 90 persen caleg lama ini, masyarakat juga perlu mencari tahu rekam jejak para caleg baru sebelum menentukan pilihan supaya tidak salah pilih.
Pemilu 2014 secara nasional diikuti oleh 12 partai politik, dimana masing-masing partai mengajukan calon-calon legislatifnya untuk dipilih. Para pemilih nantinya akan mendapatkan 4 surat suara untuk memilih calon legislatif untuk duduk di DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten Kota. Nantinya, dengan mencoblos calon legislatif yang akan dipilih, suara akan langsung terhitung untuk caleg dan partai yang bersangkutan.
Berkurangnya kepercayaan masyarakat pada partai politik dan para caleg menjadi salah satu alasan mengapa masyarakat memilih untuk tidak memilih alias golput atau golongan putih.
Dalam Pemilu 2014 nanti, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menargetkan 75 persen dari jumlah pemilih datang ke tempat pemungutan suara. Target yang cukup tinggi memang, mengingat pada 2009 angka golput sangat fantastis, yakni mencapai 47, 5 persen pemilih. Akankah nantinya target KPU akan tercapai? (Tanti Yulianingsih)
Baca juga:
Advertisement
Taruh Bayi Nangis di Freezer, Ayah Dibui 16 Tahun