Liputan6.com, Ketapang - Ratusan petani di Desa Tanjung Baik Budi, Kecamatan Matan Hilir Utara, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, mengalami gagal panen. Ratusan hektare lahan padi siap panen dimakan ulat.
Semestinya padi yang dihasilkan sebanyak 1 ton lebih, tapi hanya tersisa tidak lebih 50 kilogram.
"Ulat-ulat ini memakan padi kita sudah sekitar 5 hari. Ulatnya makan padi siang dan malam, habis padi kita," ujar petani Desa Tanjung Baik Budi, Sabran (36) saat berbincang dengan Liputan6.com, Minggu (6/4/2014).
Sabran menjelaskan, lahan miliknya yang 1 hektar seharusnya menghasilkan sekitar 1.350 ton padi. Namun karena dimakan ulat hanya tersisa sekitar 30 kilogram.
"Tidak hanya padi saya, hampir semua padi di sini dimakan ulat ini," keluhnya.
Karena serangan hama ulat itu, ia mengalami kerugian sekitar Rp 5 juta. Kerugian itu pun menurutnya tidak termasuk tenaganya saat menanam dan merawat.
"Kalau hanya satu lahan masih mending, tapi ini semuanya, mana bisa ada hasilnya. Upah nanam Rp 1 juta lebih belum yang lain dan tenaga mengerjakannya. Jangankan untung, balik modal saja tidak," sesalnya.
Petani lainnya, Runa (54), mengatakan, serangan ulat itu baru pertama kalinya. Sebelumnya beberapa tahun lalu di lahan mereka juga pernah diserang hama belalang. Namun serang ulat kali ini benar-benar menghabiskan padi mereka sangat cepat.
"Ulatnya gemuk-gemuk, berwarna-warni, hijau, coklat, hitam dan merah. Serangan ulat ini sebelumnya tak pernah terjadi baru sekarang lah," jelas Runa.
Menurutnya padi yang dimakan ulat juga adalah padi yang sudah hampir siap panen. Sedangkan yang masih hampa atau belum matang tidak begitu dimakan ulat.
"Kita terkejut melihatnya, dalam satu hari saja mereka bisa menghabiskan padi satu lahan hampir semuanya," ungkapnya.
Ia menegaskan, ulat itu tidak mempan dibunuh dengan berbagai racun serangga. Bahkan terhadap cairan racun yang belum dicampur ketika ulat direndam juga tak mati. "Semoga serangan ulat ini tidak terjadi lagi nantinya, tak makan kita kalau ada lagi," harap Runa.
Sementara, menurut Pelaksana Penyuluh Pertanian Kabupaten Ketapang, Yudo Sudarto, serangan hama ulat itu lebih disebabkan perubahan iklim. Kata dia, Faktor penting ini adalah sebab penggunaan pestisida yang belebihan.
"Sehingga musuh alami dari ulat ini akan mati," ucap Yudo.
HEADLINE HARI INI
Geger Harvey Moeis dan Sandra Dewi Terdaftar BPJS Kesehatan Fakir Miskin, Kok Bisa?
Diserbu Ulat, Ratusan Hektare Lahan Padi di Ketapang Gagal Panen
Semestinya padi yang dihasilkan sebanyak 1 ton lebih, tapi hanya tersisa tidak lebih 50 kilogram.
diperbarui 06 Apr 2014, 18:28 WIBDua orang buruh tani penggarap menanam benih padi milik warga di Bubulak, Bogor, Jabar. Buruh tani yang mengelola sawah milik warga tersebut diupah dengan 20% padi dari hasil saat panen nanti.(Antara)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Fungsi Asli Uang: Pengertian, Jenis, dan Perannya dalam Perekonomian
Mendagri Tinjau Pasar Induk Tanah Tinggi Tangerang: Inflasi Terkendali
Pengusaha Cemas Kenaikan Harga Jual dan PPN Bikin Rokok Ilegal Makin Subur
Bukan Virus Baru, Simak Asal Usul HMPV yang Sudah Menginfeksi Manusia Sejak 1958
Kemenag Sebut Saudi Berwacana Takkan Izinkan Jemaah Haji di Atas 90 Tahun
Resep Semur Daging Sapi Spesial, Empuk dengan Bumbu yang Meresap
VIDEO: Fakta Penembakan Bos Rental Mobil di Tol Tangerang-Merak, 5 Selongsong Peluru Ditemukan
Penembakan Bos Rental di Rest Area Tol Tangerang-Merak, Ini Mobil yang Dibawa Kabur
Fungsi Jaringan Epidermis pada Tumbuhan: Peran Penting dan Karakteristiknya
Resep Chicken Steak Lezat dan Mudah Dibuat di Rumah, Anti Repot
Bidik B50 di 2026, Bahlil Jamin Negara Tak Lagi Impor Solar
Elon Musk Sempat Ganti Username Akun X Jadi Kekius Maximus, Maknanya Luar Biasa