Liputan6.com, Jakarta Lima puluh persen dari remaja Indonesia usia 10 hingga 19 tahunyang berjumlah 42 juta hidup dalam kondisi berisiko seperti merokok, seks bebas, narkoba. Demikian disampaikan Chief Strategy Officer Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB Foundation), Anton Suwoto dalam acara `Peluncuran Program Combi Hope Edukasi Gaya Hidup Sehat Bagi Generasi Muda` di Auditorium SMA Labschool Kebayoran, Jakarta, Senin (7/4/2014).
"Karena alasan itu, sangat penting membekali mereka dengan pengetahuan positif tentang gaya hidup sehat. Sehingga, akan menjadi pondasi perilaku mereka ke depannya," kata Anton menerangkan.
Remaja juga harus tahu, di mana pun dia merokok akan berakibat buruk pada kesehatan diri sendiri dan orang lain.
Dokter Spesialis Paru Rumah Sakit Persahabatan, dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K) mengatakan, jumlah oksigen seseorang yang terpapar asap rokok sedikit demi sedikit akan berkurang. Akibatnya, timbul rasa sakit kepala yang membuat dirinya menjadi tidak nyaman.
"Di asap rokok ada CO (karbonmonoksida). CO juga mengakibatkan penyempitan pada pembuluh darah sehingga risiko terjadinya stroke akan lebih besar di kemudian hari," kata Agus menjelaskan.
Selain itu, Dr. Agus juga mengimbau pada para remaja untuk menjaga kesehatan paru-paru. Caranya, menjaga kebersihan diri, makan makanan bergizi, tidak merokok, minum cukup, rutin olahraga, tidur cukup, dan menghindari polusi udara.
Menurut Agus, paru-paru merupakan organ dalam tubuh yang berhubungan langsung dengan dunia luar. Apa pun yang kita hirup, dengan mudah masuk ke dalam paru-paru.
Paru-paru juga dikenal sebagai organ yang sangat vital. Tanpa paru-paru, para remaja tidak akan mampu beraktivitas dan meriah mimpinya, karena dia tidak akan bisa bernapas. Maka itu, selagi masih remaja dan mampu mengontrol apa pun yang masuk padanya, jagalah kesehatan paru-paru dengan sebaik-baiknya.
Energi & Tambang