IPO Saham Wika Beton Paling Banyak Dibeli Investor Institusi

Manajemen PT Wijaya Karya Beton Tbk akan membangun pabrik untuk mengolah produksi material batu andesit dengan investasi Rp 100 miliar.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 08 Apr 2014, 13:49 WIB
(Foto: Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Investor institusi terutama domestik banyak menyerap penawaran saham perdana/initial public offering (IPO) PT Wijaya Karya Beton Tbk. Perseroan telah menawarkan sekitar 2,04 miliar saham ke publik.

Direktur Keuangan PT Wijaya Karya Beton Tbk, Entus Asnawi mengatakan, sebanyak 64% saham Wika Beton diserap oleh investor domestik terutama institusi. Sementara itu, investor individu hanya 0,13%. Entus menambahkan, sisa penawaran saham perdana juga diserap oleh investor asing mencapai 34%.

Perseroan telah melepas 2,04 miliar saham ke publik dengan harga Rp 590 per saham dengan nilai nominal Rp 100. PT Wijaya Karya Beton Tbk memperoleh dana sekitar Rp 1,2 triliun dari hasil penawaran saham perdana/initial public offering (IPO).

Dana hasil penawaran saham perdana digunakan antara lain untuk pengolahan quarry material alam di Cigudeg, Donggala, Boyolali, dan Lampung Selatan. Adapun pembangunan pabrik baru berada di Lampung Selatan, Pasuruan, dan Kalimantan Timur.

Sisa dana hasil penawaran saham perdana juga digunakan untuk menambah kapasitas pabrik yang ada di sejumlah daerah, pengembangan usaha jasa, pembentukan unit perbengkelan, dan modal kerja.

Rencana Ekspansi Usaha

PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) membangun tiga pabrik pada 2014. Salah satu pabrik yang akan dibangun berada di Jawa Barat.

Direktur Utama PT Wijaya Karya Beton Tbk, Wilfred Singkali mengatakan, ada sejumlah lokasi untuk membangun pabrik baru antara lain di Lampung Selatan, Pasuruan, dan Kalimantan Timur. Selain itu, perseroan juga akan membuat tempat pengolahan quarry material di Cigudeg, Donggala, Boyolali dan Lampung Selatan.

Wilfred menuturkan, pihaknya membangun pabrik di Bogor, Jawa Barat untuk mengolah produksi material batu andesit. Saat ini, perseroan sedang membebaskan lahan seluas 30 hektar (ha) dari total rencana lahan yang dikembangkan sekitar 60 ha.

Proyek itu menelan biaya investasi Rp 100 miliar. Tempat pengolahan produksi material batu andesit itu bakal produksi Oktober 2014 dengan jumlah 350 ton per jam. Lalu pabrik kedua pun akan dimulai pada 2015 dengan kapasitas sama.

"Ekspansi pabrik jalannya bergantung pada material. Kalau pekerjaan banyak kami tidak mudah. Yang utamanya untuk menjamin persediaan internal," kata Wilfred.

Selain itu, pihaknya juga akan membangun pabrik hilir untuk produk pemancangan. "Lahan yang tergarap kurang 170 hektar di beberapa lokasi yang kami sebutkan," tutur Wilfred.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya