Liputan6.com, Bekasi - Meski menggantungkan nasib dengan tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, bukan berarti mengendurkan niat Satinah (35) untuk mengaspirasikan hak suaranya di hajatan politik lima tahunan.
Perempuan asal Indramayu ini nampaknya memiliki nasib yang lebih baik daripada teman-temannya yang lain. Sebab, ia telah memiliki KTP Bekasi sehingga bisa mencoblos di TPS 12 yang berada di Kelurahan Sumur Batu, Kecamatan Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat.
"Ini baru selesai nyoblos dan langsung mulung," katanya saat berbincang dengan Liputan6.com sembari mengais-ngais tumpukan sampah, Rabu (9/4/2014).
Tak mau banyak berbicara, ia berharap bahwa pilihannya mampu mengubah nasib rakyat Indonesia khususnya dirinya. "Sayang mulung sudah 15 tahun, mudah-mudahan nasib saya bisa berubah," imbuhnya sembari berlalu.
Berbeda dengan Satinah, sejumlah pemulung yang tak bisa menyuarakan pilihannya di Bekasi dipulangkan ke kampung halaman. Seorang pengawas pemulung dari PT Palem Jaya, PT Godang Tua Jaya dan PT Trifoli Tua Jaya, Deni, mengatakan, para pemulung yang kekeuh menyuarakan pilihannya diakomodir untuk pulang ke daerah asal.
"Kemarin saya antar pemulung yang mau nyoblos ke Karawang. Semua diantar pakai truk," katanya.
"Pada hari Minggu nanti, semuanya akan kami jemput kembali," sambungnya.
Lebih lanjut, Deni mengakui bahwa masih banyak pemulung yang dia awasi enggan pulang kampung untuk sekadar menyuarakan pilihannya.
"Banyak yang tidak mau karena mikirin ongkos pulang yang mahal. Mending mereka mulung, dapat uang daripada nyoblos belum tentu ada hasil," ungkapnya.
Advertisement