1.500 Orang Karyawan Intel Dirumahkan

Intel memutuskan untuk menutup pabrik perakitan dan uji coba produk di Costa Rica dan mem-PHK 1.500 karyawannya.

oleh Dewi Widya Ningrum diperbarui 10 Apr 2014, 11:51 WIB
Intel (ist.)

Liputan6.com, Jakarta Di tengah perjuangan keras Intel untuk bertahan di pasar komputer (PC) dunia yang kian menurun, produsen chip komputer itu memutuskan untuk menutup pabrik perakitan dan uji coba produk di Costa Rica dan mem-PHK 1.500 karyawannya.

Penutupan pabrik itu dilakukan untuk memangkas biaya pengeluaran perusahana, sebagai upaya untuk bertahan di pasar PC yang terus menurun di tengah gempuran perangkat ponsel dan tablet yang semakin mendominasi pasar.

Pabrik ini kabarnya cukup berkontribusi besar terhadap perekonomian di negara Amerika Tengah itu. Intel memiliki 2.500 karyawan di Costa Rica sebelum PHK digelar. Intel sendiri mendirikan pabrik mikroprosesor di Costa Rica pada tahun 1997.

Juru bicara Intel Chuck Mulloy mengatakan, saat ini Intel sedang mengkonsolidasikan fasilitas yang akan ditutup tersebut dengan operasional Intel yang lain di Malaysia, Vietnam dan China.

"Selama dua kuartal berikutnya, Intel akan memindahkan fasilitas perakitan dan pengujian produk dari Heredia ke China, Malaysia dan Vietnam", ujar Mulloy sebagaimana dilansir Reuters.

Intel akan tetap mempertahankan lebih dari 1.000 karyawan di divisi engineer, finance dan SDM di Costa Rica, dan melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan di sana. Intel juga berencana menambah 200 karyawan lagi di Costa Rica akhir tahun ini.

Seperti diketahui, Intel dulunya mendominasi industri chip PC dunia namun terlambat beradaptasi di pasar prosesor mobile untuk smartphone dan tablet. Segmen tersebut saat ini didominasi oleh pesaingnya seperti Qualcomm dan Samsung Electronics.

Rencana PHK di Costa Rica ini merupakan tindak lanjut dari pengumuman yang disampaikan Intel pada bulan Januari lalu. Saat itu Intel mengumumkan akan mengurangi sekitar 5% dari tenaga kerjanya secara global yang berjumlah 107.000 orang.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya