Liputan6.com, Jakarta PT Bintan Alumina Indonesia (BAI) bekerjasama dengan Nanshan Group of China berencana membangun pabrik pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) di Pulau Bintan, Kepulauan Riau. Rencananya, pemancangan tiang (ground breaking) smelter ini akan berlangsung pada Mei mendatang.
"Itu ada di Bintan, bangun sekitar bulan Mei. Pak menteri (MS Hidayat) mau meninjau ke sana," ujar Direktur PT BAI Santoni di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Kamis (10/4/2014).
Dia mengatakan, pembangunan smelter ini menelan investasi sebesar US$ 1 miliar dengan kapasitas produksi 2,1 juta ton per tahun.
"Smelter ini memproduksi alumina. Tahun 2017 bisa mulai produksi. Tenaga kerja kami ada sekitar 2.500 orang," lanjutnya.
Alumina yang dihasilkan dari smelter ini nantinya akan diperuntukan untuk keperluan ekspor dan lokal.
Advertisement
"Komposisinya 70% untuk ekspor dan 30% lokal. Untuk ekspor, sebagian akan ke Amerika Serikat dan China," tutur dia.
Sementara itu, Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Harjanto menjelaskan, smelter tersebut rencananya akan mulai produksi secara bertahap pada 2015 sebanyak 700 ribu ton.
Sedangkan pada 2018 baru bisa berproduksi keseluruhan sebesar 2,1 juta ton. "Produksinya pengolahan dari bouksit jadi alumina," tandas dia.