Liputan6.com, Jakarta Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menepis penilaian banyak pihak jika pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akibat kekecewaan pasar terhadap hasil pemilihan umum (pemilu).
Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa, kondisi penurunan IHSG dan kurs rupiah lebih karena faktor eksternal.
"Bukan karena pemilu, tapi memang karena situasi eksternalnya. (Pasar) nggak kecewa, jangan terlalu dibesar-besarkan. Itu sifatnya eksternal saja," lanjut dia saat ditemui di Jakarta, Kamis (10/4/2014) malam.
Kata Hatta, rupiah selalu bergerak sesuai fundamentalnya. Investor, sambung dia, melihat potensi risiko pelemahan ekonomi dunia. Hal ini diperparah apabila Bank Sentral AS The Fed menaikkan suku bunganya.
"Ini akan diikuti negara-negara berkembang atau mereka akan menahan jangan sampai dolar mengalir ke luar akibatnya ada risiko pelemahan pertumbuhan ekonomi. Itu yang harus kita jaga karena kita butuh lapangan kerja. Jangan terlalu berspekulasi pelemahan ini karena pemilu," harapnya.
Sekadar informasi, sepanjang perdagangan Kamis (10/4/2014) kemarin, gerak IHSG berkubang di zona merah karena aksi jual pelaku pasar seiring hasil penghitungan cepat pemilu legislatif tak sesuai harapan pelaku pasar.
Pada penutupan perdagangan saham, IHSG merosot 155,67 poin (3,16%) ke level 4.765,72. Indeks saham LQ45 turun 3,91% ke level 803,23. Sebanyak 273 saham bergerak di zona merah telah menekan indeks saham. Sementara itu, 62 saham menguat dan 90 saham diam di tempat.
Advertisement