Liputan6.com, Sydney Bursa saham Asia bergerak melemah seiring indeks saham acuan merosot menjelang akhir pekan kedua April 2014. Sementara itu, sejumlah mata uang negara berkembang dan komoditas melemah karena aksi jual di bursa saham Amerika Serikat (AS).
Indeks MSCI Asia Pacific tenggelam 1% pada pukul 09.54 waktu Tokyo, ini penurunan terbesar sejak 20 Maret. Indeks saham Jepang Nikkei melemah 1,9% ke level 14.027,80 pada awal perdagangan saham. Hal ini diikuti indeks saham Jepang Topix turun 1,8% ke level 1.129,04.
Advertisement
Pelemahan indeks saham ini juga diikuti indeks saham Australia melemah 0,9%. Indeks saham Korea Selatan Kospi turun 0,8%. Lalu indeks saham Selandia Baru NZX 50 melemah 0,8%.
Bursa saham Asia melemah menjelang akhir pekan ini didorong dari aksi jual di bursa saham AS terutama indeks saham Nasdaq turun tajam sejak 2011. Selain itu, China diproyeksikan melaporkan inflasi lebih cepat pada hari ini.
Adapun Bank of Japan akan menerbitkan risalah pertemuanya pada hari ini. Sementara itu, India diperkirakan melaporkan pertumbuhan lebih cepat dalam output pabrik pada Februari.
"Sekarang semakin tingginya risk aversion. Tidak ada katalis jelas memicu agresif untuk jual. Kunci bagi investor sekarang menentukan saham mana yang dinilai terlalu tinggi," ujar Matthew Sherwodd, Head of Investments Markets Research Perpetual Ltd, seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (11/4/2014).
Saham yang melemah pada hari ini antara lain saham Fast Retailling, peritel pakaian terbesar di Asia ini mencatatkan penurunan saham mencapai 7,3%. Perusahaan telah memangkas perkiraan laba tahunannya di tengah biaya meningkat dan permintaan untuk pakaian santai melemah.
Sejumlah mata uang di Asia pun bergerak melemah seperti Yen sedikit berubah dengan ditransaksikan 101,55 per dolar Amerika Serikat (AS). Dolar Australia turun 0,3%. Sementara itu, Ringgit Malaysia dan Baht Thailand turun 0,4%.
Penutupan Bursa Saham AS
Bursa saham AS juga ditutup melemah pada perdagangan saham Kamis (Jumat pagi) dengan didorong indeks saham Nasdaq mengalami penurunan terbesar karena kecemasan investor semakin meningkat. Hal itu membuat aksi jual semakin marak untuk saham bioteknologi dan momentum.
Indeks saham Dow Jones turun 266,96 poin (1,62%) ke level 16.170,22. Indeks saham S&P 500 melemah 39,09 poin (2,09%) ke level 1.833,09. Indeks saham Nasdaq melemah 129,79 poin (3,1%) ke level 4.054.
Adapun indeks volatilitas CBOE VIX, indeks saham yang mengukur kecemasan investor melonjak 15%. Angka itu merupakan kenaikan terbesar sejak 3 Februari.
Volume perdagangan saham mencapai 7,5 miliar saham di bursa saham AS. Angka ini jauh di atas rata-rata perdagangan saham 6,8 miliar sepanjang April 2014.
Indeks saham Nasdaq bioteknologi telah menekan indeks saham dengan turun 5,6%. Saham Gilead Sciences turun 7,3% ke level US$ 65,48 didorong aksi jual investor. Sehingga memicu ke saham lainnya. Saham TripAdvisor pun melemah 7% ke level US$ 81,90. Saham Alexion Pharma turun 7,5% ke level US$ 144,19.
"Saham-saham momentum telah mendorong pasar saham lebih tinggi. Ada kesempatan baik untuk aksi jual pada saham-saham ini sehingga akhirnya berdampak ke saham lainnya," lata Randy Frederick, Managing Director Active Trading and Dervatives Charles Schwab.