PM China: Tantangan Asia Pertumbuhan Ekonomi dan Mata Pencaharian

Perdana Menteri China Li Keqiang mengutarakan saat ini Asia berada pada tahap penting dari pembangunan.

oleh Rizki Gunawan diperbarui 11 Apr 2014, 18:53 WIB
Perdana Menteri China Li Keqiang. (Antara)

Liputan6.com, Hunan - Dalam Pembukaan Forum Boao untuk Konferensi Tahunan Asia 2014, Perdana Menteri China Li Keqiang mengutarakan bahwa saat ini Asia berada pada tahap penting dari pembangunan.

Menurutnya, Asia adalah salah satu kawasan yang paling dinamis di dunia. Tapi sayang, belum membuahkan kemajuan maksimal bagi rakyatnya.

"Sebagian besar negara Asia adalah negara-negara berkembang, dengan produk bruto dunia (GWP) --gabungan produk nasional bruto seluruh negara di dunia-- per kapita rendah dan pembangunan daerah tidak merata. Lebih dari 700 juta orang di Asia masih hidup di bawah garis kemiskinan internasional," ujar Perdana Menteri China Li Keqiang dalam Forum Boao untuk Konferensi Tahunan Asia 2014 di di Pulau Indah Hainan, China.

Asia, bebernya dalam keterangan tertulis dari Kedubes China kepada Liputan6.com, Jumat (11/4/2014), menghadapi tantangan besar dalam pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan mata pencaharian masyarakat. Dan negara-negara Asia harus mengatasi kedua masalah lama juga baru.

"Pada akhirnya, kunci untuk memecahkan masalah Asia terletak pada pengembangan. Ini adalah pembangunan yang akan mengubah dunia dan membentuk masa depan. Oleh karena itu, pembangunan tetap menjadi prioritas utama dari negara-negara Asia," tegasnya.

Sambung Li, untuk mempertahankan momentum pembangunan di bawah kondisi baru, Asia perlu menemukan sumber pembangunan dinamis guna memberikan energi.

"Ekonomi global berada dalam penyesuaian mendalam. Negara maju telah melihat perubahan baru. Sementara negara-negara berkembang telah mengalami tantangan baru, dan banyak negara di lintasan ekonomi yang berbeda. Pemulihan global telah menjadi proses yang lambat dan sulit dan pertumbuhan tetap bersemangat," imbuhnya.

Untuk mencapai pertumbuhan yang kuat, kata dia, harus berkelanjutan dan seimbang. Yang masih merupakan tantangan yang menakutkan yang dihadapi.

"Kita harus tetap berpegang pada tujuan menyeluruh dari pembangunan umum dan membangun komunitas Asia demi kepentingan bersama. Dalam era globalisasi ekonomi, tidak ada negara-negara Asia dapat mencapai pembangunan secara terpisah dari satu sama lain," tukas Li.

Konferensi tahunan tahun ini dihadiri banyak kepala pemerintahan dari Asia dan Afrika, dan sejumlah besar pemimpin bisnis, serta perwakilan lembaga peneliti dan pengamat serta media. Anggota baik yang lama dan baru, bertemu di sini untuk membicarakan cara-cara untuk meningkatkan perkembangan Asia dan dunia.

(Shinta Sinaga)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya