`HackteriaLab`, Hacker Juga Bisa Peduli Lingkungan

Acara ini dipelopori oleh jaringan Hackteria yang mencakup seniman, ilmuwan, peneliti dan peretas (hacker).

oleh Yanuar H diperbarui 14 Apr 2014, 17:55 WIB
Kali Code, Yogyakarta

Liputan6.com, Yogyakarta Puluhan orang dari berbagai negara mengunjungi sungai Code Jogja melakukan pengawasan terhadap kualitas sungai Code dalam rangka acara Hackterialab yang berlangsung mulai 13 - 25 April 2014.

HackteriaLab sendiri adalah sebuah acara tahunan yang sudah berlangsung sejak 2010. Acara ini dipelopori oleh jaringan Hackteria yang mencakup seniman, ilmuwan, peneliti dan peretas (hacker) dalam suatu aktivitas bersama baik berupa penelitian, eksperimen, diskusi, lokakarya dan pameran.

"Sementara kata hack kan konotasinya menjebol ya. Kita lebih ke arah mensiasati tentang life science. Nah di Yogya mereka kita ajak ke sungai Code. Kenapa, kita kasih lihat kondisi di lapangan tentang situasi yang sudah ada, nyata, dan berjalan. Sungai Code ini berhubungan langsung dengan masyarakat. Pencemaran sungai seperti apa. Nanti mereka akan membuat apa saja sesuai minat mereka setelah dari sini. Kita ada lab nya," kata Koordinator field trip HackteriaLab Agus Tri Budianto, Senin (14/04/2014).

Kegiatan komunitas Hackteria ini menurut Agus menjadi ajang yang unik bertemunya praktek seni, ilmu pengetahuan, budaya dan lingkungan untuk bekerja bersama dalam menyikapi masalah yang ada. "Mereka kan maker (pembuat) ada yang suka komputer dan menemukan sensor aliran air. Nah, nanti bisa diaplikasikan ke aliran sungai. Ada juga yang mencoba menggabungkan software dengan sensor," lanjut Agus.

Lebih lanjut dijelaskan, terdapat tiga sungai besar yang melewati Kota Yogyakarta, yaitu Kali Code, Kali Winanga, dan Kali Gajahwong. Sejak tahun 2011 Hackteria bekerja sama dengan kelompok setempat melakukan berbagai penjelajahan, mencoba mengenal permasalahan disekitar sungai daerah perkotaan.

"Selain mendokumentasikan citra Daerah Aliran Sungai (DAS), juga memetakan kandungan E. coli di beberapa lokasi sungai. Analisa ini dipilih karena deteksi E. coli merupakan petunjuk awal terjadinya pencemaran sungai. Mengingat permasalahan sungai merupakan topik yang global, inisiatif warga dalam mendeteksi pencemaran sungai serta usaha dalam pengembangannya, sangat diperlukan dalam mencegah kerusakan terhadap lingkungan sekitar," ungkapnya.

Selain kunjungan ke Code, 42 partisipan dari dalam dan luar negeri ini juga akan melakukan kunjungan ke Lereng Gunung Merapi (Sleman) dan Hutan Adat Wonosadi. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya