SBY Tanpa JK, Suara Demokrat Anjlok

Husain mengingatkan, saat akan menggelar konvensi, tim panitia konvensi Demokrat bahkan sampai 3 kali meminta JK ikut. Tapi ditolak.

oleh Sunariyah diperbarui 14 Apr 2014, 17:47 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Komentar Juru Bicara Partai Demokrat, Ruhut sitompul, yang menyebut Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) capek berpasangan dengan Jusuf Kalla (JK) dalam periode pemerintahan 2004-2009, ditanggapi santai oleh kubu JK. Bahkan, logika berpikir Ruhut dianggap terbalik-balik.

Media officer JK Husain Abdullah menyebutkan, justru karena berpasangan dengan JK kinerja pemerintah SBY enjadi baik sehingga Demokrat memperoleh 20 persen suara pada pemilu legislatif 2009. Sebaliknya, perolehan suara partai berlambang Mercy itu anjlok pada Pemilu 2014 setelah SBY didampingi Boediono.

Husain juga menyindir Ruhut yang dinilai terlalu mengurusi partai lain. "Ruhut itu tidak usah urusin Jokowi-JK, urus partainya aja, dengan capres-capresnya di konvensi itu," jelas Husain dalam keterangan tertulis yang dikirim ke Liputan6.com, Senin (14/4/2014).

"Beresin saja rumah tangga sendiri dulu, tidak perlu urus yang lain. Urus masalah sendiri dulu."

Husain menyebut, Ruhut lupa bahwa partainya saat ini sedang menghadapi banyak masalah. "Konvensi yang sekarang berlangsung juga tak jelas arah rimbanya, target hasil pileg pun tak tercapai."

Anjloknya perolehan suara Demokrat pada pemilu legislatif 9 April lalu, menurut Husain, menjadi tanda rakyat capek dengan SBY. "Faktanya, mereka (Demokrat) pasang target pileg 15 persen. Itu tandanya rakyat capek dengan SBY tanpa JK. Tanpa JK, jeblok (perolehan suara Demokrat)," paparnya.

Husain juga mengingatkan, saat akan menggelar konvensi, tim panitia konvensi Demokrat bahkan sampai 3 kali meminta JK ikut. "Kalau begitu, siapa yang capek? Sepertinya justru kami yang capek, makanya menolak," pungkas Husain. (Raden Trimutia Hatta)






POPULER

Berita Terkini Selengkapnya