Liputan6.com, Jakarta - Ujian Nasional (UN) SMA atau sederajat memasuki hari kedua. Santernya isu kebocoran jawaban UN membuat aparat kepolisian lebih bersiaga. Polresto Jakarta Utara menurunkan 300 anggotanya untuk menjemput, mengawal dan mengantar soal serta lembar jawaban yang terdapat di rayon Jakarta Utara.
"Kita turunkan 300 personil, dan setiap 2 anggota polisi mengawal penjemputan dan pengantaran. Kita nggak mau lengah di hari kedua. Di rayon, disiagakan anggota untuk menginap," kata Kasat Binmas Polres Jakarta Utara AKBP Nurdi Satriadji, Jakarta, Selasa(15/4/2014).
Nurdi menjelaskan, pengawalan terhadap pengantaran soal UN di hari kedua ini memang lebih ketat. Jika sebelumnya hanya 1 polisi, kini menjadi 2 polisi. Penambahan personel ini guna memberikan efek takut kepada oknum yang berniat curang.
"Ini manajemen paranoid, untuk menutup celah-celah kecurangan. Peluang-peluang naskah tercecer atau dipotong di jalan kita pastikan tidak ada," tegas Nurdi.
Selain itu, kata Nurdi, saat dimulai UN pada pukul 07.00 WIB, di setiap sekolah pun disiagakan polisi berpakaian sipil. Hal ini tak lain guna mengantisipasi atau mempersempit celah bagi oknum yang mencoba berbuat curang. "Pengamanan ini dilakukan agar tidak terjadi kebocoran."
Untuk wilayah Jakarta Utara, papar Nurdi, ada 81 SMA dan 76 SMK yang dibagi 3 rayon. Rayon 3 ada di SMA 13, rayon 4 ada di SMA 75, rayon 5 ada di SMA 111 Penjaringan. Sistem pengamanan distribusi soal dan Lembar Jawaban Komputer (LJK) UN ini dilakukan sejak dokumen UN didrop, pada Sabtu 12 April lalu di masing-masing rayon.
Sementara Kepala Sekolah SMA 13 Noviola Leni yang juga menjabat Ketua Rayon 03 Jakarta Utara mengatakan, rayon yang ia koordinasi terdiri dari 26 sekolah swasta dan 6 sekolah negeri.
Untuk isu bocoran soal atau kunci jawaban UN, sampai hari ini ia belum menemukan. "Belum ada, ya kan ada Pak Polisi," singkat Noviola. (Yus Ariyanto)
Advertisement