Liputan6.com, Bengkulu - Euforia politik turut mempengaruhi pergerakan indeks saham pada April 2014. Setelah pelaksanaan hasil pemilihan umum (Pemilu) legislatif, kali ini isu koalisi Partai Nasdem dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) memicu sentimen positif untuk IHSG.
Demikian disampaikan Kepala Divisi Transmisi Keuangan Bank Indonesia (BI), Piter Abdullah. Ia menuturkan, ketika koalisi PDI-Perjuangan dan Partai Nasdem muncul ke permukaan, IHSG langsung kembali bergerak positif ke level 4.800.
Advertisement
"Pasar sudah bisa melihat ke arah koalisi dan merespons secara cepat," ujar Piter, Selasa (15/4/2014).
Menurut Piter, ekonomi Indonesia sangat berpengaruh pada pergerakan politik. Hal ini tercermin ketika PDI-P mengumumkan Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden, IHSG langsung naik sebesar 3% pada 14 Maret 2014.
Lalu IHSG pun turun 64 poin pada 10 April 2014 setelah pemilihan umum legislatif. Bahkan investor asing melakukan aksi jual mencapai Rp 1,5 triliun pada Kamis 10 April 2014.
"Para pemain saham melihat hasil pemilu yang tidak dimenangkan oleh partai politik secara dominan, mereka langsung melakukan aksi lepas saham," kata Piter.
Sementara itu, kenaikan IHSG kembali terjadi ketika koalisi dibangun antara PDI-P dan partai Nasdem menyatakan bergabung.
Berdasarkan laporan PT KDB Daewoo Securities Indonesia, investor asing telah membeli saham sebesar Rp 30,9 triliun secara year to date. Sebaliknya investor asing melakukan penjualan bersih sebesar Rp 7,7 triliun dalam 12 bulan terakhir.
Salah satu hal menarik, pembelian investor asing adalah pembelian bersih sebesar Rp 19 triliun semenjak Jokowi maju sebagai calon presiden Indonesia dari partai PDI-P. Oleh karena itu, aksi jual terjadi pada Kamis 10 April 2014 dinilai masih termasuk kejadian minor.
Pada penutupan perdagangan saham, Selasa (15/4/2014), IHSG menguat tipis 5,33 poin (0,11%) ke level 4.870,21. Indeks saham LQ45 menguat tipis 0,01% ke level 823,01.