SMS Anti Sadap Buatan Indonesia Bidik Pasar Dunia

Layanan ini secara resmi telah mengoperasionalkan kantor perwakilannya di Singapura, Thailand, dan Vietnam.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 15 Apr 2014, 19:22 WIB
Edhie Prayitno Ige (Liputan6.com)

Liputan6.com, Semarang Setelah diluncurkan pertama kali di Jakarta pada November 2013, tahun ini layanan “SMS Guard” Anti Sadap mulai membidik pasar dunia pada Mei 2014.

PT Indoguardika Cipta Kreasi (ICK) selaku penyedia layanan ini secara resmi mengoperasionalkan kantor perwakilannya di Singapura, Thailand, dan Vietnam.

"Kami masuk ceruk bisnis ini untuk memberikan privasi dan sekuriti data bergaransi,” kata President Director PT ICK, Agung S Bakti melalui keterangan resminya, Selasa (15/4/2014) di Semarang, Jawa Tengah.

Ia menjelaskan bahwa pengamanan data sudah menjadi kebutuhan global saat ini. Korporasi maupun individu sudah semakin sadar akan ancaman penyadapan dan pencurian data oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Saat ini serangan paling berbahaya adalah serangan data, termasuk penyadapan data SMS. Dari bocoran dokumen mantan karyawan CIA Edward Snowden, menunjukkan bahwa jutaan pelanggan telekomunikasi seluler, termasuk di Indonesia dipantau serta dimata-matai oleh pihak asing. Dengan teknik tertentu, pihak asing bisa mendapatkan kunci enskripsi induk.

“Dalam skala yang lebih luas, ancaman serangan atau penyadapan data berakibat fatal. Bukan hanya sekadar melanggar privasi, namun sudah mengusik kedaulatan sebuah negara,” terang Agung.

Saat ini PT ICK tengah mengikuti Defence Service Asia (DSA) 2014 di Kuala Lumpur, Malaysia. DSA sendiri merupakan salah satu even pameran industri pertahanan dan keamanan terbesar di dunia. Tahun ini, DSA diikuti oleh  lebih dari 1000 perusahaan dari 44 negara.

Delegasi Indonesia di bawah payung Kementrian Pertahanan mengirimkan 5 perusahaan BUMN dan 10 perusahaan swasta untuk mewakili Indonesia.

Dari BUMN hadir PT Dahana, PT Dirgantara Indonesia, PT Pindad, PT LEN Industri, dan PT Dok Kodja Bahari. Sementara ICK merupakan satu-satunya perusahaan Indonesia yang menawarkan jasa Information Technology (IT) security atau pengamanan data.

Menteri Pertahanan Malaysia Hishammudin Tun Hussein dalam sambutan pembukaan DSA 2014 menyebutkan, ancaman pertahanan berikutnya adalah cyber war. Ancaman tidak terbatas lagi pada serangan fisik bersenjata, namun juga serangan data digital.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya