Liputan6.com, Jakarta Pemerintah akan melepas seluruh saham yang dimilikinya di PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) pada semester I 2014 ini. Rencana pelepasan saham tersebut telah masuk dalam agenda Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) perseroan yang akan diselenggarakan pada 21 Mei 2014.
Rencana pelepasan saham tersebut tertuang dalam surat Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tertanggal 11 April nomor SR-161/MBU/04/2014 yang ditujukan kepada Direktur Utama BTN.
Advertisement
Secara rinci, Isi surat tersebut adalah menambahkan agenda persetujuan prinsip atas perubahan pemegang saham perseroan pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) perseroan nanti.
Berdasarkan sumber Liputan6.com di Kementerian BUMN, rencananya, saham BTN akan diambil alih oleh PT Bank Mandiri Tbk. "Akan diambil BMRI, kan BMRI juga punya kredit rumah, jadi masih inline," ujar sumber tersebut, Selasa (15/4/2014).
Saat ini saham BTN yang dimiliki pemerintah sebesar 60,14%, sedangkan yang dimiliki publik sebesar 39,86%. Dengan pelepasan saham BTN ini, maka bank milik pemerintah hanya tinggal Bank Mandiri, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI).
Maryono, Direktur Utama BTN, saat mengunjungi Kantor Kementerian BUMN siang ini mengatakan sudah menerima surat Kementerian BUMN tersebut. "Sudah saya terima," tegasnya.
Namun saat dikonfirmasi mengenai bagaimana skema pengambil alihan saham tersebut, Maryono mengaku belum dapat mengungkapkannya.
"Mengenai pemindahan saham itu kewenangan pemegang saham, dan bagaimananya itu tergantung Kementerian BUMN, managemen hanya fokus mengenai kinerja," kata Maryono.
Mengenai komentarnya terkait keputusan Kementerian BUMN ini, Maryono mengaku hal itu pasti adalah keputusan yang lebih baik demi industri perbankan ke depan, terutama untuk BTN itu sendiri.
Dia menjelaskan, meski nantinya akan dimiliki perusahaan lain, BTN akan tetap sesuai komitmen awal yaitu untuk menjadi lembaga keuangan yang fokus di dunia pembiayaan perumahan.
"Tidak ada masalah, masalahnya apa, wong ini managemennya tetep, BTN tetap berkembang sesuai dengan misinya. Nah ini ada perubahan, pastinya pemegang saham mempunyai suatu keinginan BTN lebih berkembang lebih maju," pungkas Maryono.