Unik! Rumah Bertema Mangga yang Dibangun dalam 6 Minggu

Di sebuah pedalaman di Thailand Utara, terdapat sebuah rumah kecil yang dikenal dengan nama Mango House.

oleh Elizabeth Swanti diperbarui 16 Apr 2014, 13:21 WIB
Di sebuah pedalaman di Thailand Utara, terdapat sebuah rumah kecil yang dikenal dengan nama Mango House.

Liputan6.com, Thailand Bayangkan apabila Anda dapat membangun sebuah rumah kecil yang indah hanya dengan biaya US$ 9 ribu atau sekitar Rp 99 juta dan hanya dalam waktu 6 minggu.

Di sebuah pedalaman di Thailand Utara, terdapat sebuah rumah kecil yang dikenal dengan nama Mango House.

Dinamakan demikian karena rumah ini berbentuk seperti Igloo (yang nyaris mirip bentuk buah mangga), serta dicat berwarna oranye seperti buah mangga. Ditambah, rumah ini memang berada di salah satu sudut sebuah kebun mangga!

Rumah unik ini dimiliki oleh seorang pria berkebangsaan Amerika, Steve Areen yang pernah menjadi seorang pramugara. Ia tinggal di Thailand sejak 2011 ketika mengunjungi sahabat meditasinya, Hajjar Gibran, yang memang tinggal di daerah tersebut.

Melihat Aaren jatuh cinta dengan Thailand, Gibran menawarkan salah satu sudut di lahannya secara cuma-cuma untuk dibangun rumah.

Bermodalkan dana sebesar US$ 6 ribu (Rp 66 juta), Aaren mulai membangun rumah tersebut hanya dalam waktu 6 minggu. Biaya sebesar itu termasuk sangat murah di Thailand, mengingat bahan bangunan dan biaya tenaga kerja di negara tersebut cukup tinggi.

“Ternyata tidak semudah itu membangun sebuah rumah,” katanya dalam wawancara dengan The Telegraph, Rabu (16/4/2014). “Saya harus berhemat banyak namun tetap ingin desainnya seperti rumah yang saya inginkan. Untungnya, saya banyak dibantu Tao, menantu Gibran,” ungkap Aaren.

Aaren menggunakan seluruhnya bahan alami untuk membangun rumah tersebut. Dinding dan pondasi dibuat dari batu, sementara untuk kamar mandi ia menggunakan bak mandi dari bambu dan batu. Untuk memberikan kesan tradisional, Aaren menambahkan ‘balkon’ beratap rumbia untuk bersantai.

Ia menghabiskan US$ 3 ribu (sekitar Rp 33 Juta) sisanya untuk menyelesaikan jendela, pintu, dan furnitur.

Rumah yang dicat berwarna oranye terang, dengan segera menjadi pembicaraan penduduk lokal, media lokal, serta sejumlah turis yang juga ingin menyewa disana.

Foto dok. Liputan6.com


Pemilihan warna oranye, dikatakan Aaren, karena warna ini memberikan kesan dinamis dan hidup. “Saya merasa warna ini lebih cocok diwarnai demikian ketimbang putih seperti warna kebanyakan rumah,” kata Aaren.

Meski berukuran sederhana, rumah ini memiliki fasilitas listrik, kamar mandi dengan air panas, jaringan internet, serta ketenangan alam.

Aaren sendiri hanya tinggal di rumah tersebut selama beberapa bulan. Kini ia sedang bekerja di pedalaman Australia. Untuk menjaga agar rumahnya tetap bersih, ia membuka rumahnya untuk disewakan bagi para turis yang berkunjung ke Thailand dengan biaya sangat bersahabat.

Tawaran ini disambut gembira bagi yang ingin mencoba tinggal di rumah tersebut. Sebagian penyewa yang pernah tinggal disana biasanya juga terlibat dalam aksi voluntary yang telah dilakukan Aaren sebelumnya untuk masyarakat lokal. Misalnya mengajarkan bahasa Inggris kepada penduduk lokal dan membantu kampanye pelestarian alam.

Nah, siapa mau mencoba menginap di Mango House?

Foto dok. Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya