Eneng Mendapat Kaki Palsu Setelah 2 Tahun Menunggu

Dr. Peter B.R. Carey bersama Dare Foundation dan Harfa Pandeglang diwawancara media saat pemberian kaki palsu.

oleh Karmin Winarta diperbarui 16 Apr 2014, 10:49 WIB
Dr. Peter B.R. Carey bersama Dare Foundation dan Harfa Pandeglang diwawancara media saat pemberian kaki palsu.

Citizen6, Pandeglang Penantian dua tahun untuk mendapat bantuan kaki palsu dan alat bantu gerak belasan penyandang difabel asal Kabupaten Pandeglang akhirnya mendapat respon dari Dare Foundation, sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang bergerak dalam pelayanan rehabilitasi medik bagi penyandang disabilitas (keterbatasan pen.) fisik.

Adalah Yayasan Harapan Dhuafa (Harfa) Cabang Pandeglang, lembaga social kemanusiaan di Provinsi Banten yang secara aktif mengupayakan bantuan tersebut, sehingga pada akhirnya menjadikan Dare Foundation yang baru saja berdiri sejak tahun 2012, menginjakan kakinya pertama kali di Kabupaten Pandeglang pada awal 2014 lalu.

Berdasarkan hasil survey lokasi yang dilakukan Dare Foundation di sejumlah desa dan kecamatan di Kabupaten Pandeglang itulah, LSM yang didirikan para prostetik dan ortotik (PO) ini menyediakan bantuan untuk 5 kaki palsu dan sekitar 20 alat bantu gerak secara gratis bagi penyandang difabel binaan Yayasan Harfa Pandeglang.

Pemberian bantuan tersebut disampaikan langsung Dr. Peter B.R. Carey salah seorang pendiri sekaligus penyandang dana Dare Foundation yang digelar di halaman Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pandeglang, Selasa (15/4) pagi sekitar pukul 09.35 WIB.

Peter Carey yang juga Dosen Faculty Of Humanities Universitas Indonesia ini hadir didampingi tiga orang prostetik ortotik (ahli pembuat kaki palsu pen.) yang juga pendiri dari Dare Foundation yakni Coki Selatobing, Rini Oktora, Presidia Reta Riama serta sejumlah personil Dare Foundation lainnya.

Dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang hadir perwakilan Dinkes Pandeglang, para Kepala Puskesmas dan Dokter RSUD Pandeglang, serta perwakilan Dinas Sosial Kabupaten Pandeglang sebagai lintas program dan sektor pemerintah yang terkait.

Sementara itu tak ketinggalan turut menghadiri para relawan Harfa dan belasan penyandang difabel yang berasal dari berbagai kalangan usia mulai dari anak-anak hingga orang dewasa yang didampingi para keluarganya.

Eneng (32) salah seorang penyandang difabel yang hadir akan mendapatkan kaki palsu mengucapkan terima kasih kepada Harfa dan pihak donator yang telah memberinya harapan untuk kembali dapat berjalan normal. Perempuan asal Desa Sumur Laban, Kecamatan Angsana, Kabupaten Pandeglang ini mengaku awalnya dirinya minder karena hanya memiliki hanya satu kaki. Hal dia rasakan sebelum mendapat pendampingan dari relawan Harfa yang bertugas di desanya.

“Alhamdulillah yang tadinya minder, sekarang sudah tidak,” tuturnya. Ia mengungkapkan, hidupnya sekarang  lebih semangat lagi, terlebih impiannya akan segera terwujud untuk memiliki sepasang kaki. “Apa yang dilakukan Harfa mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi saya,” katanya.

Sekretaris Harfa Cabang Pandeglang Indah Prihanande, dalam sambutannya memaparkan selama dua tahun ini pihaknya telah membina difabel yang tersebar di 11 desa dari 4 kecamatan binaan Harfa yakni Sukaresmi, Angsana, Cigeulis dan Kecamatam Saketi. “Selama ini kita menangani difabel dibantu seorang Dokter relawan namanya Ahmad Chubaesi Yusuf, Sp.RM. Upaya yang telah dilakukan Harfa memotivasi penyandang difabel,  melatih orang terdekat atau keluarga dengan pendidikan perilaku yang benar serta pisioterafi,” ujar perempuan yang kerap disapa Nenda itu, Selasa (15/4).

Dia mengungkapkan, Harfa telah membina 80 hingga seratusan penyandang difabel dari yang ringan sampai yang berat.

“Yang kami datangkan ini sebanyak 13 orang penyandang difabel. Itu hasil sortiran dari puluhan yang bisa mendapatkan bantuan kaki palsu dan alat gerak tubuh, sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh Dare Foundation,” katanya.

Nenda berharap kerja sama yang telah berjalan baik dengan Pemkab Pandeglang maupun Dare Foundation tetap kedepan tetap bersinergi, sehingga kegiatan ini berkelanjutan dan lebih baik lagi.

Peter Carey atas nama Dare Foundation dalam sambutannya memberikan apresiasi terhadap lembaga Harfa Banten Cabang Pandeglang yang telah berhasil merangkul lembaga pemerintah diantaranya dinas kesehatan, puskesmas dan rumah sakit serta dinas sosial setempat untuk bersama-sama menangani penyandang difabel yang da di Kabupaten Pandeglang. “Saya memberikan jempol kepada LSM Harfa yang sudah giat menangani penyandang difabel di Banten, jempol juga kepada instansi yang sudah bekerja sama,” ujar Warga Negara Inggris yang berdomisili di Tangerang Selatan Provinsi Banten ini.

Tiga tahap

Prostetik Ortotik (PO) Dare Foundation Presidia Reta Riama mengatakan, untuk pemasangan kaki palsu tersebut dibutuhkan sekurangnya tiga tahapan yakni tahap pengukuran, pembuatan dan pemasangan. “Sekarang masih tahap pemeriksaan awal dan pengukuran kaki palsu. Secara perorang kita ukur kira-kira membutuhkan waktu setengah sampai satu jam,” terangnya disela melakukan pemeriksaan dan pengukuran salah seorang penyandang difabel.

Setelah terbentuk ukuran yang sesuai, lanjut perempuan yang disapa Reta ini, hasilnya akan dibuatkan kaki palsu di Jakarta. “Karena banyak, lama pembuatan kaki palsu sekitar dua minggu sampai satu bulan,” jelasnya.

Dia menambahkan, setelah kaki palsu selesai, penyandang difabel yang telah diukur akan diundang kembali dan dilakukan pemasangan kaki palsu oleh Dare Foundation.

Kepala Dinkes Pandeglang yang diwakilkan Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit dr. H. Firmansyah mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Yayasan Harfa dan Dare Foundatian yang telah membantu program Pemkab pandeglang dalam bidang kesehatan.  Firmansyah mengatakan, pihaknya sejauh ini telah berupaya memberikan pelayanan kesehatan terhadap para penyandang difabel yang ditemukan. “Dinkes sudah berupaya melayani dan menangani kasus penyakitnya, namun memang memiliki keterbatasan dalam memberikan alat bantunya,” tandasnya. (kw)

Penulis:

Ade Setiawan


 Disclaimer:

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com  

Mulai Selasa, 15 April 2014 sampai dengan 15 April 2014, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan tema "Kenapa Suka Spider-Man?". Ada 10 tiket nonton premier The Amazing Spider-Man 2 untuk 5 orang pemenang. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.  Program menulis bertopik kali ini disupport oleh @sonypicturesID

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya