Kapal Rombongan SMA Tenggelam di Korsel, Ratusan Orang Hilang

Lebih dari 100 orang lainnya hilang akibat tenggelamnya kapal feri di lepas pantai Korea Selatan.

oleh Rizki Gunawan diperbarui 16 Apr 2014, 13:57 WIB
Kapal tenggelam di Korsel (Reuters)

Liputan6.com, Seoul- Lebih dari 100 orang lainnya hilang akibat tenggelamnya kapal feri di lepas pantai Korea Selatan (Korsel). Tim pencari kini masih mencari para penumpang yang belum ditemukan.

Seperti dimuat BBC, Rabu (16/4/2014), ada 476 penumpang yang berada di kapal feri. Sejauh ini, sekitar 368 orang berhasil diselamatkan. Sisanya, sekitar 100 orang belum ditemukan.

Selain itu, 2 orang dinyatakan tewas setelah ditemukan. Sedangkan 13 orang lainnya terluka. Para korban tersebut sudah dievakuasi ke rumah sakit setempat.

"1 korban tewas di antarany adalah seorang perempuan," ujar penjaga pantai kepada Yonhap.

Kapal dengan sebagian besar penumpang murid SMA itu tenggelam Rabu pagi ini, waktu setempat. Feri tersebut karam dalam perjalanan dari Pelabuhan Incheon, barat laut Korsel, menuju Pulau Jeju di bagian selatan.

Dalam sebuah foto yang dimuat BBC, terlihat kapal tenggelam miring setelah sempat berhenti mendadak. Hampir sebagian besar kapal tenggelam. Hanya sedikit bagian yang masih terlihat di permukaan laut.

Korsel mengerahkan tim pencari menggunakan 34 angkatan laut, kapal sipil, kapal penjaga pantai, dan 18 helikopter. Tim tanggap darurat sampai di lokasi dengan cepat. Sehingga 368 orang berhasil diselamatkan.

Salah satu murid SMA yang selamat menceritakan bagaimana proses tenggelamnya kapal. Dia menuturkan, awalnya ia sedang asyik menikmati perjalanan wisata bersama teman-temannya. Namun kemudian kapal miring. Tenggelam perlahan. Para penumpang tak berkutik karena derasnya air yang masuk.

"Kami mencoba diam agar pesawat tidak makin tenggelam. Selain itu, ada banyak orang yang terblokir di lorong," ujar siswa yang tak disebutkan namanya itu.

Hingga kini belum diketahui kenapa pesawat itu tenggelam. Namun seorang penumpang yang selamat menuturkan, sebelum tenggelam, ia mendengar dentuman keras dan kapal pun berhenti. "Kapal miring, sehingga kita harus berpegang erat untuk bertahan," ujarnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya