Pencampuran BBN ke BBM Belum Merata di Indonesia

Pencampuran Bahan Bakar Nabati ke Bahan Bakar Minyak sesuai mandatori 10% ternyata belum merata di seluruh Indonesia.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 16 Apr 2014, 15:53 WIB
Pemerintah mengembangkan bahan bakar nabati dengan membudidayakan kemiri sunan di Boyolali, Jawa Tengah.

Liputan6.com, Jakarta - Pencampuran Bahan Bakar Nabati (BBN) ke Bahan Bakar Minyak (BBM) sesuai mandatori 10% ternyata belum merata di seluruh Indonesia. Kendala infrastruktur menjadi salah satu penyebab pencampuran itu kurang merata.

Menteri Kordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa mengatakan, saat ini pemerintah sedang berusaha meratakan penyerapan BBN pada BBM di wilayah Indonesia bagian timur.

Hatta menambahkan, penyebab Indonesia timur belum merata dalam penyerapan BBN, karena terkendala infrastruktur pencampuran BBN dengan BBM.

"Masih ada yang belum dilayani Indonesia timur betul kendalanya infrastrukturnya," kata Hatta, menghadiri rapat tentang biodiesel, di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (16/4/2014).

Kini pihak swasta sedang membangun fasilitas pencampuran tersebut, Hatta menargetkan pencampuran BBN ke BBM di wilayah tersebut berlangsung smester II 2014. "Pihak swasta bangun infrastrukturnya, ini full speed semester II, diharapkan pihak swata," tutur Hatta.

Hingga kuartal I 2014, penyerapan Bahan Bakar Nabati (BBN) yang dicampur Bahan Bakar Minyak (BBM) mencapai 300 ribu Kilo liter (Kl). "Penggunaan saat ini 300 ribu Kl sekarang masuk tender ke 3," pungkasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya