Liputan6.com, Jakarta - Ada tren politik baru untuk menarik para pemilih agar mencoblos calon-calon legislatif (caleg). Yakni kecenderungan publik untuk lebih memilih mencoblos caleg dengan senyum memelas.
"Biasa yang dipilih wajah cantik dan wajah melas nomor itu 4 ke atas," kata pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Ari Junaedi dalam diskusi di Jakarta, Rabu (16/4/2014).
"Biasanya nomor 1-3 senyum optimis dan di atas (di atas 3) itu senyum melas. Karena masyarakat tahu nomor atas biasanya putera mahkota dan selebihnya penghibur."
Akibat tren politik ini, Arie menuturkan, banyak caleg incumbent yang menjadi korban karena tak lagi dipilih rakyat. Contohnya politisi Partai Demokrat Sutan Bhatoegana yang terkenal dengan tagline-nya 'ngeri-ngeri sedap'. Adapula Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat sekaligus Ketua DPR Marzuki Alie.
"Banyak caleg-caleg pertahanan yang tak dipilih, memang penghakiman dari masyarakat. Misal Sutan yang ngeri-ngeri sedap, benar-benar ngeri. Marzuki Alie yang kabarnya tak lolos," ucap Arie.
Advertisement
Ulah Caleg Gagal
Sementara satu per satu caleg yang merasa telah gagal dalam pileg kemarin kini mulai menunjukkan rasa frustasinya. Seperti Wahyu yang nekat memblokir jalan kampungnya dengan menggunakan bambu di Dusun Sukacinta, Kelurahan Atungbungsu, Kecamatan Dempo Selatan, Pagar Alam, Sumatera Selatan (Sumsel).
Memang jalan setapak yang diblokade tersebut memang merupakan hibah dari keluarganya, Jadi karena kalah dalam Pileg, jalan itu diambil lagi. Meski demikian, jalan tersebut dibangun menggunakan dana ABPD 2013.
Para warga pun sempat mencegah aksi nekat caleg ini, namun penutupan jalan tetap dilakukannya sendiri sebagai aksi protes dan kecewa telah dikhianati oleh para warga kampungnya sendiri.
"Dia marah karena kalah dikampungnya sendiri. Namun saya katakan silakan dipagar jalan itu tapi jangan dirusak karena yang membangunnya pemerintah karena kalau dirusak bisa terancam pidana," kata Andi, warga kecamatan Dempo Selatan. (Yus Ariyanto)