Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memutuskan untuk meneruskan Konvensi Capres Partai Demokrat. Meski perolehan suara tak signifikan, Demokrat masih miliki peluang membangun koalisi sendiri.
Menurut peserta konvensi Demokrat Dino Patti Djalal, opsi untuk mengajukan capres sendiri bagi Demokrat masih terbuka. Karena itu tak semestinya Demokrat hanya mengusung cawapres.
"Saya masih tetap optimis di konvensi. Apalagi saya lihat Partai Demokrat ada opsi untuk mengusung capres, bukan cawapres bersama parpol yang bisa diajak koalisi," kata Dino melalui keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com di Jakarta, Kamis (17/4/2014).
Dengan bertambahnya capres yang diusung, kata Dino, peta politik akan semakin dinamis. "Akan banyak pilihan bagi rakyat untuk memutuskan siapa pemimpin terbaik bangsa ini untuk 5 tahun ke depan. Dan ini baik untuk demokrasi itu sendiri."
Berdasarkan pengalaman selama mengikuti konvensi, Dino yakin, peserta konvensi memiliki kompetensi sangat baik untuk bersaing pada Pilpres 2014. Sebab, seluruh masalah bangsa sudah masuk dalam daftar program yang sudah dipaparkan setiap peserta.
King Maker
"Karena itu, saya yakin Demokrat dan Pak SBY masih akan jadi king maker dalam pilpres kali ini," tandas mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat itu.
Konvensi Capres Partai Demokrat ini dimulai dengan pembentukan panitia seleksi yang dibentuk pada Juni 2013. Tim seleksi ini bertugas menjaring bakal capres untuk Pilpres 2014 menggunakan sistem semi-terbuka.
Tim seleksi konvensi Demokrat akhirnya berhasil menyeleksi 11 nama bakal capres dari berbagai latar belakang. Dari mulai akademisi, kepala daerah, menteri, mantan dubes hingga pensiunan militer.
11 Peserta konvensi yakni Ali Masykur Musa, Anies Baswedan, Dahlan Iskan, Dino Patti Djalal, Endriartono Sutarto, Gita Wirjawan, Hayono Isman, Irman Gusman, Marzuki Alie, Pramono Edhie Wibowo, dan Sinyo Haris Sarundajang.
Untuk menyosialisasikan 11 peserta konvensi ini, Demokrat menggelar debat di sejumlah kota besar di Indonesia. Selain berdebat masalah program penyelesaian berbagai persoalan bangsa, mereka juga menyampaikan visi misi masing-masing.
Namun hingga kini, Demokrat belum juga mengumumkan hasil pemenang konvensi. Bahkan usai Pileg 2014, konvensi ini terancam dibubarkan. Isu pembubaran ini justru muncul dari peserta konvensi sendiri, seperti Marzuki Alie.
Menurut Marzuki, konvensi sudah tak perlu dilanjutkan lagi karena sudah tidak memiliki daya tawar akibat perolehan suara Demokrat pada Pileg 2014 merosot drastis dari Pemilu 2009. Berdasarkan hasil quick qount atau hitung cepat, Demokrat hanya berhasil mendulang 9% suara. Maka, Demokrat tak dapat mengusung capres sendiri.
Sementara ketentuan ambang batas minimal pencalonan presiden tertuang dalam Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden RI.
Dalam Pasal 9 menyebutkan, pasangan calon diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20% dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25% dari suara sah nasional dalam Pileg, sebelum pelaksanaan Pilpres.
Baru-baru ini Ketua Harian Partai Demokrat (PD) Sjarifuddin Hasan mengatakan, hasil konvensi Demokrat akan diumumkan pada akhir April 2014. "Tunggu akhir April nanti diumumkan hasilnya," kata Sjarifuddin Hasan di Jakarta, Sabtu pekan lalu.
Pihaknya memilih mengumumkan hasil konvensi setelah Pemilu Legislatif 2014 dengan berbagai pertimbangan. Salah satu di antaranya pertimbangan untuk melihat sosok pemimpin ideal yang diinginkan rakyat yang diharapkan tercermin dari hasil Pileg 2014.
"Capres dan cawapres kami itu memang sangat tergantung pada kemauan rakyat," pungkas Sjarifuddin.
Advertisement
(Shinta Sinaga)