Liputan6.com, Jakarta Pelecehan seksual yang dialami bocah AK (6), disebutkan terjadi di toilet Jakarta International School (JIS), yang berada di kawasan elit Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Sekretaris Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Erlinda mengatakan, toilet yang ada di TK JIS, yang posisinya berada di bagian belakang dan harus melewati lorong, tergolong menyeramkan untuk anak- anak.
"Total CCTV yang ada di JIS mencapai 400. Tapi, di depan WC atau di lorong WC sendiri enggak ada," kata Erlinda yang ditemui di JIS, Kamis (17/4/2014).
Advertisement
Sementara penjagaan dan pemeriksaan ketat terjadi ketika memasuki gerbang sekolah, justru di bagian dalam sekolah sendiri yang tidak aman bagi anak-anak. Erlinda sangat menyayangkan bila hal kecil itu tidak diperhatikan, hanya memasang CCTV di dekat toilet, tidak diperhatikan.
"Untuk safety, JIS ini memang tingkat dewa, deh. Tapi mereka kecolongan, kenapa tidak ada CCTV di lorong?," kata dia menambahkan.
Selain keamanan yang berlapis-lapis, kata Erlinda, tiap pintu yang ada di sekolah elit itu juga berlapis-lapis.
Selain tidak adanya CCTV di lorong toilet khusus murid TK , Erlinda juga tak habis pikir mengapa murid di sana tidak didampingi ketika akan pergi toilet. Alasan dari JIS, itu dilakukan biar para murid lebih mandiri.
"Ini pengertian mandiri yang salah. Sisi mandiri itu biarkan anak-anak melakukan aktivitas dengan tidak dibantu orang dewasa. Bukan berarti tidak ditemani ke toilet," kata Erlinda.
Erlinda mengatakan, pihak sekolah wajib memasang CCTV di daerah yang terindikasi bahaya untuk para muridnya.
"Walaupun murid mau dilepas, guru wajib mendampingi tapi dari jarak jauh. Misal, ketika murid mau ke toilet, guru harus menunggu di ujung dan melihatnya dari kejauhan. Dengan begitu, pengamanan dan pengawasan selalu ada," kata Erlinda menekankan.