8 dari 129 Gadis yang Diculik Militan Boko Haram Masih Hilang

Militan Boko haram memaksa lebih 100 murid perempuan masuk ke sejumlah bus, van, dan truk yang beriringan pergi, diiringi armada motor.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 17 Apr 2014, 13:16 WIB
Boko Haram

Liputan6.com, Abuja Komplotan bersenjata menyerbu ke sebuah sekolah, saat murid-murid perempuan sedang tidur. Para penjaga berusaha melawan, baku tembak pun terjadi, namun mereka kalah.

Gerombolan bersenjata itu -- militan Boko haram -- memaksa lebih 100 murid masuk ke sejumlah bus, van, dan truk yang beriringan pergi, diiringi armada motor.

Insiden tersebut terjadi pada Hari Senin, dua hari setelahnya, 8 dari 129 murid perempuan masih hilang. Demikian diumumkan militer Nigeria. Belum jelas bagaimana para korban bisa lolos dari penculiknya. Kondisi mereka juga belum bisa dipastikan.

"Para penculik memaksa kami masuk ke truk, bus, dan van. Beberapa dari mereka membawa bahan makanan dan bensin. Mereka membawa kami dalam konvoi menuju kawasan bersemak-semak," kata seorang murid yang namanya dirahasiakan, seperti Liputan6.com kutip dari CNN, Kamis (17/4/2014). "Sekelompok pengendara motor mengawal kami, memastikan tak ada yang lari."

Pada satu titik, salah satu truk mogok dan gadis-gadis di kendaraan tersebut dialihkan ke kendaraan lain. Truk yang rusak lantas dibakar.

Saat kendaraan lain juga mogok, dan para penculik berusaha memperbaikinya, "Beberapa dari kami melompat turun dari kendaraan dan lari ke semak-semak. Kami lalu menemukan jalan pulang ke Chibok," kata korban merujuk ke wilayah di mana sekolah berada.

Aparat masih berusaha menyelamatkan para korban. Satu terduga penculik ditangkap. "Operasi militer terus dilakukan untuk memastikan keselamatan siswa yang masih diculik," kata pejabat militer, Mayor Jenderal Chris Olukolade.

Tak terkira kekhawatiran keluarga korban penculikan. "Mereka membawa putri dan keponakan perempuanku...kami mengkhawatirkan keselamatan mereka di tangan orang-orang yang tak punya belas kasihan yang tanpa ampun membunuh dan merusak," kata ibu dari salah seorang korban penculikan. "Aku tak tahu apa yang harus dilakukan. Seluruh keluargaku bingung dan tak berhenti berdoa, hanya itu yang bisa kami lakukan."

Awal Maret lalu, pemerintah negara bagian Borno menutup lebih dari 85 sekolah menengah, mengirim lebih dari 120 ribu murid pulang.

Tim penyelamat, dibantu oleh helikopter pengintai, bergerak lebih dalam ke hutan luas yang membentang hingga negeri tetangga Kamerun -- demikian ujar Ali Ndume, seorang senator yang mewakili negara Borno selatan, di mana Chibok berada.

"Tentara dan pasukan sipil,  serta relawan dari daerah saat ini menyisir hutan untuk menyelamatkan para siswi. Mereka dibantu oleh helikopter pengintai untuk mencari posisi para penculik," kata Ndume.
 
Gubernur negara bagian Borno, Nigeria, menawarkan US$ 300.000 atau sekitar Rp 3 miliar sebagai hadiah untuk informasi yang bisa membantu ditemukannya para murid perempuan yang diculik.

Sekjen PBB, Ban Ki-moon, mengecam keras penculikan ini dan mendesak agar para murid perempuan tersebut segera dibebaskan.

Militan Boko Haram selama ini dikenal atas aksinya menebar kekerasan di wilayah timur laut Nigeria, khususnya di negara bagian Borno, Yobe, dan Adamawa. Boko Haram, yang memperjuangkan berdirinya negara Islam di Nigeria, sebelumnya juga pernah menyerang sekolah -- yang dianggap sebagai lambang dari pemerintah yang sekuler.

Kelompok militan ini juga melakukan kekerasan dengan berbagai sasaran. Yang terbaru adalah pengeboman sebuah terminal bus dekat ibukota Abuja Senin lalu. Lebih dari 70 nyawa melayang. (Raden Trimutia Hatta)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya